Jam empat pagi, kami (teman saya dan saya) sudah bangun dan bersiap-siap untuk mendaki gunung Andong. Pemandu yang sehari sebelumnya mengantarkan kami ke beberapa tempat di Magelang sudah tiba di penginapan. Setelah minum minuman hangat kami segera berangkat menuju Andong. Jam sudah menunjukkan pukul 4:45 ketika kami tiba di base camp. Setelah perlengkapan kami bawa, pendakian pun kami mulai. Kami ditemani seorang teman dari pemandu kami karena dia sebetulnya belum pernah mendaki Andong.
Saat mendaki, pemandangan yang tersaji di depan kami sangat indah. Kerlip-kerlip lampu di kejauhan menemani perlajanan kami. Di perjalanan kami sempat ragu-ragu untuk memilih jalur. Akhirnya kami memutuskan untuk memilih jalur yang tidak biasa. Ternyata perjalanan tersebut hanya sedikit menyediakan 'bonus' (jalan datar). Keringat sudah mengucur deras walaupun hari masih pagi dan udaranya masih terasa sejuk. Langit gelap perlahan menjadi sedikit terang, semburat jingga mulai mewarnai langit dan gunung yang sedari tadi berada di dekat kami perlahan-lahan mulai nampak jelas. Dia berdiri kokoh diselimuti awan putih dan semburat jingga. Indah sekali. Tentu saja hal ini tidak saya lewatkan untuk mengabadikannya di kamera saya. Cukup lama saya berdiri di situ menikmati keindahan alam ini. Bersyukur dapat menimati keindahannya.
Di puncak berjejer tenda-tenda. Rupa-rupanya banyak anak muda yang berkemah di sana untuk menyaksikan matahari terbit. Tapi sayang, mereka yang menyebut diri sebagai pencinta alam ternyata tidak menunjukkan kecintaan terhadap alam. Mereka merokok seenaknya, bahkan di dalam warung yang penuh manusia dan cukup tertutup.Â
gmt 31/03/2021
foto-foto: koleksi pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H