Mohon tunggu...
Glorya Rebecca
Glorya Rebecca Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mahasiswa kesmas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Tantangan Kritis, Krisis Air Bersih di Indralaya dan Langkah Efektif Mengatasinya

14 November 2023   12:00 Diperbarui: 14 November 2023   12:07 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indralaya, salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan, saat ini menghadapi tantangan berupa krisis air bersih yang semakin hari semakin memprihatinkan. Kendati menjadi pusat kegiatan ekonomi dan kehidupan masyarakat yang beragam, kebutuhan air bersih malah menjadi persoalan utama yang semakin mendesak untuk segera diperhatikan.

Sudah menjadi rahasia umum, terkhususnya bagi masyarakat yang bermukim di Indralaya mengenai ketersediaan air bersih di wilayah tersebut. Hal ini sejatinya telah menjadi perhatian serius bagi penduduk setempat, terutama bagi masyarakat yang bergantung pada sumber air lokal untuk keperluan minum, sanitasi, dan keperluan sehari - harinya.

Dengan adanya pertumbuhan populasi yang pesat, terutama berasal dari Mahasiswa Universitas Sriwijaya yang bermukim di sana untuk menuntut ilmu, sumber daya air yang semakin menipis tentunya telah menciptakan situasi yang memprihatinkan. Kesehatan air yang buruk dan kerentanan terhadap polusi tentunya akan menyebabkan ancaman kesehatan yang serius bagi penduduk setempat.

Gambaran Ketersediaan Air di Indralaya

Gambaran Ketersediaan Air di Indralaya (sumber: dokumentasi penulis)
Gambaran Ketersediaan Air di Indralaya (sumber: dokumentasi penulis)

Kabupaten Ogan Ilir merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan dan terletak di jalur lintas timur Sumatera. Kabupaten Ogan Ilir memiliki 16 kecamatan, tetapi pusat pemerintahannya terletak di Kecamatan Indralaya.

Umumnya, masyarakat Kecamatan Indralaya menggunakan air dangkal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti memasak, minum, mandi, dan lainnya. Masyarakat sekitar menganggap air tanah yang dangkal baik untuk digunakan sebagai sumber air minum, padahal kualitas air ini memiliki jumlah yang fleksibel mengikuti musim pada daerah sekitar.

Kondisi air dangkal berwarna keruh dan mempunyai rasa yang tidak enak karena terdapat endapan pada tempat penampungan air. Menurut DEPKES RI, gambaran kondisi air ini membuktikan bahwa sumber air yang digunakan pada sebagian daerah Kecamatan Indralaya tidak memenuhi standar kualitas air bersih yang layak untuk digunakan.
Untuk pemenuhan air bersih sendiri, menurut hasil wawancara bersama pihak PDAM Tirta Ogan, kebutuhan air bersih yang terpenuhi di Kecamatan Indralaya sejumlah 31,2%, baik untuk domestik maupun non domestik. Sumber air PDAM Tirta Ogan ini berasal dari Sungai Kelekar.

Tantangan Krisis Air Bersih Indralaya

Ilustrasi Krisis Air Bersih (sumber: pixabay.com/josemdelaa)
Ilustrasi Krisis Air Bersih (sumber: pixabay.com/josemdelaa)

Air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan kesehatan dan harus diolah terlebih dahulu sebelum digunakan. Sedangkan air minum adalah air yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum langsung atau digunakan sebagai air bersih. Standar kualitas air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 492/Menkes/Per/IV/2010. Pencemaran air tanah biasanya terjadi dikarenakan sikap manusia seperti pembuangan zat-zat detergen, asam belerang dan zat-zat kimia lain.

Tantangan krisis air bersih di Indralaya melibatkan pencemaran air oleh pestisida, herbisida, dan pupuk, yang menurunkan kualitas air. Air tanah dan sungai sering tidak memenuhi standar air minum sehat, dengan persyaratan fisis, kimiawi, dan bakteriologis yang harus dipenuhi. Penggunaan air berkualitas rendah dapat merugikan kesehatan manusia dan lingkungan. Air terkontaminasi dapat berisi benda-benda besar dan kecil, lumpur, organisme patogen, zat kimia, dan masalah semakin meningkat saat musim kemarau tiba, karena pasokan air bersih semakin berkurang.

Krisis air tersebut menyebabkan terganggunya stabilitas ketersediaan air bagi masyarakat. Dalam rangka penyediaan air bersih pedesaan, sering terdapat kendala misalnya, lokasi pemukiman yang berjauhan, sehingga jika dibangun sistem pengolahan yang terpadu dengan sistem perpipaan membutuhkan biaya yang sangat besar

Langkah Efektif Pengatasan Krisis Air Bersih

Ilustrasi Langkah Efektif Mengatasi Krisis Air Bersih (sumber: pixabay.com/kubinger)
Ilustrasi Langkah Efektif Mengatasi Krisis Air Bersih (sumber: pixabay.com/kubinger)

Langkah efektif untuk mengatasi krisis air bersih adalah teknologi ramah lingkungan, yang merupakan pengembangan teknologi baru yang lebih efisien dalam mengumpulkan, menyaring, dan mendistribusikan air bersih, serta mengurangi dampak lingkungan. Contohnya adalah sistem pengumpulan air hujan yang inovatif dan sistem pemurnian air yang lebih efisien. Kemudian, melakukan reboisasi dan restorasi ekosistem, terutama di daerah tangkapan air, pohon dan tumbuhan lainnya dapat membantu menjaga kualitas air dan mengurangi erosi tanah.

Lalu, investasi dalam infrastruktur air bersih, dengan membangun infrastruktur air bersih yang lebih baik dan modern untuk mengatasi kebocoran, pemborosan, dan penyediaan air yang lebih efisien. Contoh investasi dalam infrastruktur air bersih seperti dengan membuat pembangkit listrik tenaga air ataupun bendungan di daerah Indralaya untuk membantu meningkatkan aksesibilitas air bersih bagi masyarakat.

Di samping itu, mengembangkan sistem air bersih yang lebih terdesentralisasi mampu memungkinkan komunitas lokal untuk mengelola pasokan air mereka sendiri dengan lebih baik. Terakhir, dengan konservasi air bersih dan edukasi masyarakat. Pentingnya mengedukasi masyarakat terkait penggunaan air dengan bijak dapat menumbuhkan kesadaran dan sikap konservatif terhadap masyarakat sehingga dapat berkontribusi dalam menerapkan penghematan air dan menjaga ketersediaan air bersih di masa mendatang.

Nama Penulis:

1. Dafina Alfino
2. Glorya Rebecca Yustar S.P
3. Aisyah Maharani Simamora
4. Anggun Eka Lidwina
5. Nyayu Maharani Khairunnisa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun