Mohon tunggu...
Gloria Winda
Gloria Winda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi

Tertarik dengan filsafat, Psikologi, dan pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Maraknya Plagiasi di Dunia Pendidikan Indonesia, Harus Apa Kita?

3 Juni 2023   15:52 Diperbarui: 4 Juni 2023   20:26 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tidak hanya terjadi di kalangan pelajar atau mahasiswa, kecurangan akademik juga bisa dilakukan oleh akademisi dan pejabat tinggi dalam dunia pendidikan,  seperti yang sudah terjadi sebelum-sebelumnya. Kecurangan akademik bisa dilakukan dalam berbagai macam cara, seperti menyontek, menyalin pekerjaan orang lain, menyalin jawaban dari internet, plagiasi, dan lain sebagainya.

Plagiarisme merupakan salah satu bentuk pelanggaran integritas akademik. Plagiarisme berasal dari bahasa Latin "plagiare" yang artinya adalah mencuri. Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa "Plagiat" berarti pencurian terhadap karya orang lain dan menjadikan karya tersebut seolah-olah adalah karya sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tindakan plagiarisme merupakan tindakan mengambil atau menjiplak karya sastra orang lain dan menjadikan karya tersebut menjadi terlihat seperti karya yang kita buat. Plagiasi merupakan tindakan yang melanggar hak cipta dan pelaku plagiasi dapat dihukum dengan hukum yang berlaku. Dunia pendidikan juga memiliki hukumnya untuk mengatur tentang plagiasi di dalam dunia pendidikan, hal tersebut diatur dalam Undang‐Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 25 ayat 2 dan pasal 70 mengatur terkait sanksi yang akan diperoleh oleh masyarakat yang terbukti melakukan plagiat, terkhusus di bidang akademik. Terdapat beberapa tipe plagiarisme, yaitu:

1. Plagiarisme Ide atau Gagasan, plagiasi ini sering terjadi di dunia kesenian dan kebudayaan di Indonesia.

2. Plagiarisme Kata demi Kata, yang berarti mengutip perkataan atau tulisan orang lain tanpa memberikan sumber.

3. Plagiarisme atas Sumber, dapat terjadi ketika penulis tidak menuliskan sumber dengan lengkap dan terperinci.

4. Plagiarisme Kepengarangan, plagiasi ini terjadi apabila seseorang berpura-pura dan mengaku diri sebagai pemilik atau pengarang dari tulisan orang lain.

Tentunya tindakan plagiasi begitu merugikan bangsa Indonesia, terlebih dalam dunia pendidikan. Berikut merupakan alasan mengapa plagiasi begitu merugikan dan harus dihapuskan:

1. Meruntuhkan rasa percaya diri

Pelaku tindak plagiasi akan perlahan meragukan kemampuannya sendiri seiring dengan plagiasi yang ia lakukan karena ia tidak mengeksplor dan memahami kemampuannya sendiri dan lebih memilih memplagiasi hasil karya orang lain.

2. Menghambat perkembangan

Tidak akan ada perkembangan yang didapatkan oleh seorang pelaku tindak plagiasi karena tidak ada kreativitas dan pengalaman yang dapat ia pelajari, menulis hasil karya sendiri dengan memplagiat milik orang lain tentu berbeda, seseorang akan dapat belajar dari kesalahan yang diperbuat apabila memang benar ia adalah orang yang menulis karya tersebut. Kesalahan dalam pembuatan sebuah karya tulis adalah hal yang lumrah, seorang penulis berkembang melalui kesalahan dan pengalaman yang didapatkan bukan yang ia plagiat.

3. Mengembangkan sikap malas

Seseorang apabila sudah terbiasa melakukan tindak plagiasi tentunya akan bergantung pada tindak plagiasi di masa mendatang, karena ia sudah merasakan bahwa lebih mudah memplagiat hasil karya orang lain dibanding membuat dari hasil jerih payah dan kreativitas sendiri.

4. Tidak menghargai karya orang lain

Plagiasi tidak diragukan lagi adalah tindakan yang tidak menghargai karya orang lain karena sama saja dengan menghapus kredit yang seharusnya diterima oleh penulis asli dari karya yang dijiplak. Semua orang tentunya ingin dihargai dan dalam pembuatan suatu karya, penulis menorehkan usaha dan perjuangan yang besar sehingga dari segi manapun, tidak etis untuk melakukan tindak plagiasi pada penulis asli tersebut.

Lantas, bagaimana kita mencegah dan mengatasi tindak plagiasi yang ada?

Berikut adalah yang beberapa tindakan untuk mengatasi permasalahan terkait integritas di dunia pendidikan berdasarkan konsep pendidikan karakter:

1. Kenalkan dan internalisasikan konsep integritas sejak dini pada anak, konsep integritas dapat diajarkan sejalan dengan pendidikan karakter. Melalui pengenalan terhadap konsep integritas, anak diharapkan dapat memahami dan menghayati konsep dan nilai integritas.

2. Pendidik dan pengajar hendaknya dapat menjadi teladan serta contoh penerapan nilai integritas dalam aktivitas pembelajaran sehari-hari.

3. Kembangkan sifat jujur dan rasa tanggung jawab karena kedua hal tersebut merupakan akar dari integritas

4. Menyuarakan urgensi dan pentingnya integritas, hal ini bertujuan agar permasalahan mengenai pudarnya suatu integritas dapat dianggap serius dan menjadikannya suatu permasalahan yang akan selalu diawasi.

5. Menangani kasus pelanggaran Integritas dengan serius, jika kasus pelanggaran integritas tidak ditangani dengan serius maka banyak individu di luar sana yang akan menyepelekan integritas. Hal tersebut akan berujung pada maraknya pelanggaran integritas, sehingga sudah sepatutnya para pelaku pelanggaran Integritas menerima konsekuensi yang sesuai agar menjadi pembelajaran dan peringatan bagi individu lain.

6. Sosialisasi terkait integritas, apabila pengenalan serta pemahaman terhadap integritas telah ada maka sosialisasi perlu dilakukan sebagai bentuk tindak lanjut dan pembentukan nilai integritas dalam diri suatu individu.

Namun, tidak hanya berhenti di situ, pendidikan karakter yang tidak dibarengi dengan adanya teladan yang baik dari tenaga pendidik atau akademisi tidak akan membuahkan hasil yang diharapkan. Penerapan sanksi yang ada juga dinilai masih kurang tegas untuk menghadapi permasalahan kecurangan akademik di dalam sistem pendidikan Indonesia. Zero tolerance haruslah diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia bersama dengan sistem pendidikan karakter.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun