Mohon tunggu...
Gloria Fransisca
Gloria Fransisca Mohon Tunggu... Jurnalis - Writer

My name is Gloria Fransisca Katharina Lawi, I was born in Jakarta. Experienced in media service especially as writer, journalist, researcher, public relation, and social media content for almost 10 years in KONTAN and Bisnis Indonesia. Currently, I am doing my new role as Content Caretaker of political platfom, MOSI.ID.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Wajah Cerah Marida Nasution

26 Maret 2015   02:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:01 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14273164371059898619

“Kepergian Marida tujuh tahun yang lalu diduga karena kelelahan akibat terlalu forsir bekerja,” jelasnya.

Rekan sejawat Marida ini juga menilai, banyak karya-karya Marida Nasution menjadi lukisan rekam jejak kehidupannya sendiri sebagai perempuan. Wawan lalu menjelaskan salah satunya tercermin dari karya yang dinamakan “Merenung”.

“Karya ini seolah hendak menunjukkan bagaimana seorang Marida Nasution di akhir-akhir hidupnya, ia mulai merenungkan hidupnya sebagai perempuan,” jelas Wawan.

Pada beberapa gambar lain Marida juga menghasilkan grafis tentang dua perempuan, tentang Kartini, dan wanita-wanita hamil.

“Tahun 2000-an semakin banyak karya Marida dengan tokoh perempuan yang hamil. Bisa dilihat ini sebagai bentuk perenungan Marida yang mungkin ingin memiliki anak yang berkeluarga,” tuturnya sembari menunjuk karya perempuan yang tengah duduk dalam keadaan hamil tua.

Kakak tertua Marida Nasution, Amendi Nasution juga menjelaskan Marida adalah adiknya yang sangat keras dalam bekerja. Amendi membeberkan bahwa Marida memang sangat ingin melaksanakan pameran tunggal di Galeri Nasional. Amendi bercerita bahwa Marida tengah mempersiapkan pameran tunggal pada saat mendekati takdirnya tutup usia. Keluarga pun merasa perlu mewujudkan cita-cita Marida yang masih tertinggal itu. Marida merasa belum puas hanya dengan satu karyanya yang sudha resmi terpajang di ruang pameran tetap Galeri Nasional.

“Adik kami sangat berdedikasi terhadap yang ia kerjakan. Kami sebagai keluarga sangat bangga ia begitu menjiwai hidupnya sebagai pegrafis hingga khir hayat,” uajr Amendi.

Marida Nasution memiliki dedikasi yang tinggi terhadap profesinya. Tak heran jika dirinya menjadi pegrafis perempuan yang kiprahnya sangat diperhitungkan.

“Tidak banyak pegrafis perempuan di Indonesia. Jumlahnya sangat sedikit, sosok Marida menjadi sangat menonjol karena kemampuannya,” jelas Wawan.

Wawan mencoba menepis anggapan bahwa karya-karya Marida adalah bentuk citra Marida sebagai seorang feminis. Menurutnya, tidak ada keterkaitan secara ideologis karya-karya Marida dengan apa yang diyakininya. Sepenuhnya Wawan memandang karya-karya Marida adalah bentuk aktualisasi dirinya lewat perenungan sebagai perempuan.

Warna-Warna Cerah Marida Nasution

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun