Menulis merupakan suatu hal mudah yang dapat dilakukan oleh semua orang, terlebih lagi karena adanya kemudahan digital membuat seseorang dapat dengan mudahnya menyebarluaskan hasil tulisannya tersebut.
Terdapat beberapa karakteristik yang menjadi pembeda antara konten berbasis cetak dengan konten yang berbasis digital.
Konten Berbasis CetakÂ
- Teks lebih panjang dengan jeda yang sedikit
- Tidak adanya tautan multimedia
- Desain yang digunakan minimalis
- Penulisan berbentuk linear dan berurutan
- Konten yang di publikasi merupakan konten yang sudah diperbaiki dan tidak dapat diperbaiki lagi
Konten Berbasis DigitalÂ
- Teks lebih pendek dengan jeda yang banyak
- Adanya tautan multimedia
- Desain merupakan salah satu elemen terpenting
- Penulisan berbentuk nonlinear dan tidak berurutan
- Pembaca dapat membacanya dengan cara yang berbeda-beda dan dari beberapa konten yang serupa
- Konten yang di publikasi dapat diubah lagi
Seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa kemudahan digital dapat membuat siapapun menjadi penulis digital. Namun, banyak penulis yang saat ini sudah tidak lagi memperhatikan World Wide Web Consortium (W3C) yang sebenarnya digunakan sebagai panduan untuk gaya menulis setiap penulis.
Blakesley dan Hoogeven dalam bukunya yang berjudul Writing: A Manual For Digital Age (2011, h. 361) menyatakan bahwa terdapat beberapa gaya penulisan yang dapat digunakan sebagai panduan, yaitu:
1. Pengunaan judul yang jelas dan informatif
Judul penulisan harus singkat dan bersifat masuk akal, dimana pembaca dapat mengetahui isi dari penulisan hanya dari sebuah tautan saja, yaitu seperti menambahkan beberapa kata kunci pada judul. Hal ini sangat dibutuhkan, karena pembaca online seringkali berpindah dari satu konten ke konten yang lainnya, sehingga penggunaan judul sangat berperan penting dalam menentukan cerminan isi tulisan tersebut. Selain itu, penggunaan judul yang informatif juga dapat memudahkan pembaca untuk mengetahui isi dari tulisan tersebut tanpa harus membaca secara rinci.
2. Topik penulisan harus dituliskan pada paragraf awal
Penggunaan kalimat yang baik pada awal paragraf dapat menentukan pembaca untuk melanjutkan membaca sebuah artikel atau tidak. Hal ini ditentukan pada apakah paragraf awal tulisan tersebut mencantumkan topik yang ingin dibahas atau tidak. Pembaca tidak menyukai basa-basi atau penggunaan kata yang bertele-tele, dimana hal ini tidak memudahkan pembaca yang melakukan membaca secara scaning.