Mohon tunggu...
S Gloria
S Gloria Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Professional dan Blogger

Be thankful for what you have. You have no idea how many people would love to have what you've got.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kesehatan yang Baik dan Akal Sehat, Adalah Dua dari Anugerah Terbesar Kehidupan

31 Oktober 2019   11:55 Diperbarui: 31 Oktober 2019   12:02 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sun Medical PLATINUM dari Sun Life.|dok: sunlife.co.id

Kata teman, saya itu orangnya energik. Bagaimana tidak, saya orang yang paling tidak bisa berdiam diri dengan waktu lama. Harus selalu ada kegiatan yang saya lakukan, bahkan pun ketika waktunya libur. Saya lebih senang dengan berbagai macam kegiatan dan kesibukan.

Menjadi sangat aktif dalam satu sisi membawa kebaikan buat saya. Karena saya senang melakukannya. Saya pikir dengan melakukan banyak kegiatan, bukan cuma membuat badan jadi lebih banyak bergerak, tapi juga otak. Otomatis dengan aktifitas tersebut memacu otak untuk mengeksplor hal-hal baru dan mencari ide-ide baru untuk mengisi kegiatan saya.

Menjadi bagian dalam organisasi di rumah, ikut aktif di kegiatan lingkungan keagamaan, bahkan senang berkecimpung dalam dunia sosial bersama-sama teman sejawat. Inilah bagian kegiatan yang saya lakukan sehari-hari.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan hal itu. Yang salah adalah pola pikir saya. Saya punya pola pikir yang menggampangkan kesehatan diri sendiri. Kadang ketika usia masih produktif, badan masih fit, dan kemauan masih besar, kita melupakan satu hal 'menjaga kesehatan'. Dan inilah yang justru menjadi kesalahan fatal pada akhirnya.

Saya tidak menyadari bahwa kondisi kesehatan saya pada titik "peringatan" atau sudah lampu kuning saat itu. Beberapa tahun lalu, ketika kondisi kesehatan saya mulai menurun. Dimulai dari berat badan yang sedikit demi sedikit menurun. Lalu saya mulai mudah lelah, sering merasa nafas saya pendek apalagi setelah berjalan atau menaiki tangga. Kadang nafas saya mulai terengah-engah.

Pun pada kondisi saat itu saya masih tidak menanggapi dengan serius tanda-tanda yang diberikan oleh tubuh saya. Pikir saya,"ah paling hanya kecapean." Dan saya tetap meneruskan semua aktifitas saya seperti biasa.

Sebulan, dua bulan berlalu sejak kondisi badan memperingati saya. Sampai pada titik dimana saya mulai merasakan keanehan pada pencernaan saya. Setiap kali saya makan atau bahkan minum, saya mulai merasakan nyeri di bagian ulu hati. Nafsu makanpun berkurang, sampai akhirnya berat badan menyusut tajam. 11kg hanya dalam kurun waktu 2 Minggu!.

Otomatis semua kegiatan saya terhenti saat itu. Orang tua pun mulai sangat khawatir dengan kondisi saya. Mulailah saya mendatangi rumah sakit bersama orang tua yang menemani. 

Saat itu diagnosanya belum pasti. Tapi dokter menyarankan saya untuk di opname, supaya ada asupan makanan tambahan yang nantinya di infusi kedalam tubuh saya. Mempertimbangkan kondisi kesehatan saya yang menurun drastis.

Serangkaian tes, cek lab, belum obat-obatan, biaya dokter spesialis, semua yang membutuhkan biaya yang sangat besar. Sepertinya kali ini saya memang harus membenahi pola pikir dan akal sehat saya terlebih dahulu. Supaya kedepan saya memahami betul bahwa kesehatan adalah aset terbesar dalam hidup yang telah saya abaikan.

Prioritas utama berhubungan dengan prioritas lain. Tabungan dan asuransi kesehatan ialah bagian rencana keuangan yang baik.|dok: shutterstock.com
Prioritas utama berhubungan dengan prioritas lain. Tabungan dan asuransi kesehatan ialah bagian rencana keuangan yang baik.|dok: shutterstock.com
Dalam masa-masa seperti ini, mulai timbul pikiran akan betapa buruknya perencanaan keuangan saya selama ini. Dulu, saya sering kali menganggap remeh Asuransi Kesehatan. Akal sehat saya sepertinya tidak mampu menerima bahwa menjadi bagian dari Asuransi Kesehatan, lebih kepada investasi untuk kesehatan kita sendiri.

Saat itu saya berpikir bahwa jika saya menyisihkan uang saya untuk Asuransi Kesehatan, sama seperti saya sedang "membuat tabungan tapi mengisi saldonya di rekening orang. Wah, pola pikir yang sangat menyesatkan bukan?. Akal sehat saya tak berjalan dengan benar pada saat itu.

Sampai pada titik dimana saya menyesali pola pikir saya yang salah. Ketika hari demi hari saya menjalani pengobatan, belum lagi biaya transportasi, dan lain-lain yang semuanya menguras isi tabungan saya. Menyesal?, sangat.

Saya menjalani serangakaian tes juga prosedur Biopsi, yaitu tindakan diagnostik yang dilakukan dengan mengambil sampel jaringan atau sel untuk dianalisis di laboratorium, baik untuk mendiagnosis suatu penyakit atau untuk mengetahui jenis pengobatan atau terapi yang terbaik bagi saya. Dan semua memerlukan biaya yang cukup besar. Dengan diagnosis akhir saya mengidap penyakit TBC Usus.

Pola makan yang tidak teratur, waktu istirahat yang kurang, yang menjadi titik awal penyakit tersebut ada didalam tubuh saya. Dan saya kini harus membayar mahal untuk hal itu. Saya harus menghabiskan banyak waktu di Rumah Sakit dan mengikuti serangakaian perawatan.

Saya mulai memahami mengapa teman-teman sejawat dikantor sangat menyarankan saya menjadi bagian dari Asuransi Kesehatan. Mereka mengatakan bahwa menabung adalah rencana keuangan yang baik, namun Asuransi Kesehatan juga merupakan bagian dari rencana keuangan yang baik.

Teman saya mengatakan bahwa saat merencanakan keuangan, kita harus juga memperhitungkan segala resiko yang mungkin terjadi. Karena resiko tersebutlah yang bisa jadi dapat menggagalkan semua rencana keuangan yang telah saya susun.

Dan benar, rencana keuangan saya berantakan ketika saya sakit. Tabungan habis tanpa ada preventive lain yang mengcover resiko yang terjadi. Dan tidak ada dana back-up untuk membiayai penyakit saya. Pada akhirnya dana pada tabungan yang dengan susah payah dikumpulkan dalam kurun waktu yang panjang, akhirnya habis dalam waktu singkat.

Benar adanya pribahasa "sedia payung sebelum hujan". Artinya kita sudah berjaga-jaga sebelum bencana tiba. Atau lebih tepatnya, Payung tidak memberhentikan hujan tapi memungkinkan kita melalui hujan. 

Ibarat Asuransi Kesehatan tidak menghilangkan seketika penyakit yang sedang kita derita, tapi memungkinkan kita melaluinya. Tanpa khawatir akan dana, dengan semua benefit proteksi yang kita terima.

Sama halnya dengan salah satu proteksi kesehatan yang kini diperkenalkan oleh Sun Life yaitu Sun Medical Platinum. Perlindungan kesehatan dari Sun Life yang berstandar dunia.

Sun Medical PLATINUM dari Sun Life.|dok: sunlife.co.id
Sun Medical PLATINUM dari Sun Life.|dok: sunlife.co.id
Sun Medical Platinum merupakan asuransi tambahan yang memberikan perlindungan kesehatan secara lengkap hingga usia 88 tahun. Keunggulannya, asuransi ini yang pertama di Indonesia yang menyediakan perawatan untuk efek samping kemoterapi bahkan terapi pendukung untuk pemulihan seperti terapi wicara dan terapi okupasi.

Pernah terbayangkan sebelumnya ada Asuransi Kesehatan yang bisa cover tertanggung hinga usia 88 tahun, bahkan manfaat tambahan melahirkan sampai tertanggung usia 55 tahun?. Tidak pernah terlintas di pikiran saya asuransi seperti ini bakal ada. Tapi sekarang nyata.

Keunggulan dan benefit dari Sun Medical PLATINUM.|dok: sunlife.co.id
Keunggulan dan benefit dari Sun Medical PLATINUM.|dok: sunlife.co.id
Prioritas hidup itu apa sih sebenarnya? dan apa yang jadi prioritas kita selama ini sudah benar?. Ini juga yang pada akhirnya mengubah pola pikir saya. Mengubah cara pandang saya. 

Akal sehat saya mulai berjalan ketika saya mulai menyadari betul apa aset yang paling penting dalam hidup. Bukan sekedar punya segudang kegiatan, hidup bersosial, atau karir pekerjaan yang bagus untuk mengumpulkan pundi-pundi keuangan.

Mempersiapkan rencana keuangan yang baik, termasuk Asuransi Kesehatan, memungkinkan saya bisa melindungi prioritas dan aset saya yang paling penting yaitu Kesehatan saya. 

Asuransi seperti Sun Medical Platinum, membuat prioritas kita atas aset kesehatan selalu terlindungi, tanpa mengesampingkan kegiatan lain yang juga jadi prioritas dalam hidup. Melayani keluarga, melakukan pekerjaan, juga kehidupan sosial, memastikan semua tetap bisa berjalan dengan baik.

Ada yang mengatakan bahwa, satu-satunya jalan agar kesehatan kita tetap terjaga adalah dengan makan makanan yang tidak kita mau, minum minuman yang tidak kita sukai, dan melakukan yang tidak pernah kita lakukan seperti berolah raga misalnya. 

Saya pikir ini ada benarnya. Sama halnya, menjadi bagian dari Asuransi Kesehatan, juga melakukan hal yang tidak pernah saya lakukan sebelumnya.

Agar kesehatan terjaga, pola hidup juga harus sehat.|dok: aarp.org
Agar kesehatan terjaga, pola hidup juga harus sehat.|dok: aarp.org
Perlu waktu 6 bulan sampai saya dinyatakan benar-benar sembuh. Totally back to normal. Kembali dengan berat badan saya dan kesehatan saya yang semula. Banyak pelajaran penting dari sakit yang saya alami, termasuk bagaimana mengubah pola hidup dan pola pikir saya menjadi lebih baik.

Kini saya selalu menjaga prioritas utama yaitu Kesehatan, sambil tetap menjaga prioritas lainnya dalam hidup.|dok.pribadi
Kini saya selalu menjaga prioritas utama yaitu Kesehatan, sambil tetap menjaga prioritas lainnya dalam hidup.|dok.pribadi
Untuk menjaga tubuh kita tetap sehat adalah sebuah "tugas" yang harus kita laksanakan. Life is not merely being alive, but being well. Hidup tidak hanya berarti kita hidup, tetapi juga menjadi baik. Kesehatan yang baik dan Akal Sehat yang baik, adalah dua dari anugerah terbesar kehidupan yang harus kita jaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun