"Dys masih bisa makan sendiri kan? Nih makan dulu" kata beliau.
Aku mengangguk. Dan mengambil piring makanan dari tangannya. Pak Sumanto juga membantuku untuk minum. Sebelum pergi keluar tenda, beliau bertanya,
"Kamu udah pipis? Mau ke belakang gak?". Kujawab pertanyaannya dengan menggeleng. Tak mungkin aku menyusahkannya lebih dari ini. Tapi kalau boleh jujur, aku memang sudah menahan pipis dari siang hari.
***
Mungkin tepat tengah malam saat gadis-gadis di tendaku heboh dengan hadirnya seorang pria, yang ternyata adalah Pak Sumanto, tidur di depan tenda kami. Aku tak sanggup lagi harus menahan pipis, sehingga aku bangun dari tidur pura-puraku. Teman-teman langsung heboh,
"Eh Gladys mau pipis," kata mereka dengan gaduh.
Rupanya kegaduhan itu membangunkan Pak Sumanto. Beliau setengah tertidur langsung masuk ke tendaku dan membantuku berdiri sambil memapahku menuju WC.
"Bapak beneran tidur di depan tenda?" tanyaku dengan tenggorokan sedikit tercekat.
"Hehehe, iya. Soalnya bapak tau kamu belom pipis, pasti ditahan. Nanti siapa yang gotong kamu buat pipis tengah malem kalo bukan bapak. Ternyata bener kejadian," jawab beliau enteng.
Aku berusaha menahan tangis. Baru kali itu, ada orang selain keluarga yang begitu peduli terhadapku.
Beliau sangat sopan, mengantarku sampai ke depan WC dan mempersilakanku menyelesaikan urusanku.