Melihat berita tentang Asian Para Games 2018 dari rekan-rekan wartawan membuatku sedih. Jujur, pas nonton Asian Games 2018 lalu, gegap gempita masyarakat begitu terasa. Sedangkan hal berbeda terlihat selama digelarnya Asian Para Games 2018.
Karena itulah aku tergerak untuk datang dan mendukung secara langsung para atlet Indonesia di Asian Para Games 2018. Berbekal menulis ajakan di Insta Story, hanya ada 1 orang teman saya yang juga ingin menontonnya di hari kerja. Ya, satu orang teman saja cukup, yang penting jadi nonton dan mendukung para atlet secara langsung.
Hari Kamis, 11 Oktober 2018, aku dan Saras (temenku) berangkat jam setengah 10 dari UI. Kami memutuskan untuk nonton pertandingan cabor yang ada di GBK, Jakarta. Untungnya jalanan lagi gak macet, jadi kami udah sampe di GBK jam 10.40. Langsung deh antri buat beli tiket di Gate 5 yang ada di deket FX Sudirman.
Kami putuskan untuk beli tiket terusan seharga Rp100 ribu per orang supaya bisa bebas nonton semua cabor seharian penuh. Harga yang sangat murah jika dibandingkan tiket Asian Games 2018 kemarin. Oh iya, kami memamng lebih memilih untuk membeli tiket secara OTS. Untungnya di Gate 5, yang dekat dengan FX Sudirman, masih lumayan banyak kuota tiket terusan OTS. Jadilah kami hanya perlu antri sebentar untuk dapat membeli tiket terusannya.
Pertandingan pertama yang kami tonton adalah bulutangkis. Menggunakan lapangan bulutangkis yang sama dengan Asian Games, aku dan Saras kebingungan bagaimana sistematis pertandingannya. Meskipun besar lapangannya sama, Atlet Paralympic hanya bermain setengah lapangan. Jadi ruang gerak mereka lebih sedikit dibandingkan atlet bulutangkis lainnya. Cukup fair, ya?
Di depan stadion basket, mendadak seluruh isi bus kosong, semua penumpang turun di sini. Kami kebingungan, karena pas liat di jadwal, gak ada pertandingan basket. Karena kita kepo, kita turun aja di stadion basket. Dan taunya, ada pertandingan WheelChair Basketball Indonesia! Ini adalah kali pertama Indonesia menurunkan tim basket di ajang Paralympic! Pantesan penontonnya membludak!
Setelah selesai nonton pertandingan Wheelchair Basketball (Indonesia kalah 27-97 melawan Iraq), kami melanjutkan menonton pertandingan cabor akuatik dan atletik.
Mau menang atau kalah, melihat atlet Paralympic berlaga bikin kami malu sendiri. Di tengah keterbatasan, mereka dengan gigihnya terus berjuang mengharumkan nama Indonesia. Sudah selayaknya kita yang tak memiliki kekurangan fisik mengeluh. Yuk, semangat menjalani hari!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H