Tidak hanya itu saja kios juga bisa menjual beras, minyak goreng, gula, dan daging biasa untuk dijual dengan harga yang wajar kepada masyarakat umum, bisa saja dengan harga yang tidak jauh berbeda dari harga pabrik karena seluruh proses logistik di lakukan oleh BULOG sendiri dengan mengambil untung seadanya. Dengan demikian maka kartu-kartu sakti yang sering dibagi-bagikan Pak Jokowi ini menjadi benar-benar sakti dan cukup tanpa perlu adaanya voucher belanja lagi sehingga teori ekonomi yang mainstream tadi akhirnya tidak berlaku, mau barang banyak mau sedikit mau setengah mau ditimbun mau di impor ekspor atau mau habis, harganya tetap 80ribu ya 80ribu, 10ribu ya 10ribu.
Pemerintah harus memaksimalkan fungsi BULOG sebagai BUMN urusan logistik nasional dan BULOG, sebagai ujung tombak urusan logistik nasional, harus berbenah mulai dari sistem penyimpanan barang yang perlu direvitalisasi, sistem distribusi dan penjualan yang terus menerus sehingga seluruh rangkain proses logistik nasional bisa ditangani dan menjadi dasar atau patokan harga bagi seluruh pelaku ekonomi yang ada di Indonesia.
 Tidak hanya menjaga kuantitas stok, bulog juga harus mampu menstabilkan harga bahan pangan. Seluruh hal yang menyangkut hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara, begitu kurang lebih bunyi UUD 45 maka sudah sepantasnya pemerintah dan BULOG melakukan intervensi permanen ke akar rumput logistik yakni penjualan bahan pangan langsung ke masyarakat secara terus menerus karena hal tersebut merupakan hajat hidup orang banyak.
wassalam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H