Mohon tunggu...
gelombang laut
gelombang laut Mohon Tunggu... -

Mahasiswa tingkat akhir

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ironi Sekolah Negeri di Indonesia

9 Mei 2016   19:11 Diperbarui: 9 Mei 2016   20:21 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekolah negeri seharusnya tidak boleh menolak anak-anak dari gol 3 tadi, hanya karena alasan kuota sudah penuh. Lalu dimana negara yang menjamin pendididikan bagi rakyatnya, lalu dimana pendidikan yang katanya untuk memutus rantai kemiskinan?

Ya sekolah saja di sekolah swasta, gitu aja protes.

Mereka yang termasuk gol 3 paling mentok bisa masuk institusi pendididak swasta yang bagaimana wong pindidikan di swasta jauh lebih mahal sekali dari negeri. Swasta yang murah jelas ecek-ecek, yayasan pendidikan murah mana yang memberikan servis terbaik atau minimal mirip sekolah negeri lah. Swasta yang bagus ya yang mahal. 

Lah anak-anak ini sudah kemampuanya rendah terus sekolahnya asal-asalan membimbing atau sekenanya saja (kalau dapet sekolah) mengingat para tenaga pengajar ini job utamanya mengajar di negeri dan sampingan di swasta.

Jika seandainya anak-anak gol gold tadi yang tidak diterima lolos seleksi masuk sekolah dan tidak bisa dapat bangku kosong mereka masih bisa mencari sekolah swasta yang bagus kan, sebut saja di Surabaya misalnya ada Vita School, ada Petra, Barunawati, ada SMA Pakuwon, mereka masih bisa mendatkan pendidikan yang berkuwalitas tinggi kan. Jadi gol gold ini tidak perlu lagi dijamin oleh negara masalah pendidikanya karena mereka bisa menjamin sendiri pendidikan yang diinginkan.

Kalau saya jadi Pak Jokowi, saya akan perintahkan Pak Anies Baswedan untuk seleksi masuk sekolah negeri disertakan verifikasi ekonomi, mirip-mirip seperti verifikasi penetapan UKT kuliah. Selain kecerdasan ekonomi juga diperhitungkan, gak cerdas tapi miskin boleh masuk. Cerdas tapi kaya banget ya tunggu sampai yang miskin dapet kursi semua, baru kalau ada sisa-sisa boleh masuk.

Dengan begitu yang miskin bisa sekolah gratis yang kaya dapat pendidikan kwalitas premium di sekolah swasta yang bagus.

Jika kita melihat sekarang ini, lagi banyak yang benci-bencinya sama si aseng, tapi coba deh perhatikan, konglo-koglo aseng itu tidak pernah mengambil jatah pendidikan anak-anak pribumi di sekolah negeri. Mereka sadar mereka kaya dan merasa sekolah negeri kualitasnya gak bagus-bagus amat jadi mereka sekolahkan anak mereka di sekolah swasta yang bagus kualitas pertamax+.

Tapi coba perhatikan konglo-konglo bangsa sendiri, coba tanya anaknya sekolah dimana? Dengan bangga pasti jawab di SD/SMP/SMA negeri sekian kota a b c d e.

Menurut saya itu harus ada yang diperbaiki gitu lho. Sekolah adalah sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, artinya mencerdaskan mereka yang tidak cerdas, membuat mereka yang bodoh menjadi mengerti, memanusiakan manusia. Lalu untuk apa sekolah negeri diisi semua oleh mereka yang sudah pintar dan cerdas dan jenius yang nilainya datas langit?.

Kalau sudah pinter yasudah gak usah sekolah, hahaha CMIIW.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun