Mohon tunggu...
gelombang laut
gelombang laut Mohon Tunggu... -

Mahasiswa tingkat akhir

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kilang Onshore Offshore, Ijiankan Saya Menjelaskan

11 Maret 2016   21:36 Diperbarui: 18 Maret 2016   15:02 2836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Anda kira masang pipa bisa sehari? masang pipa juga ada batas teleransi kondisi cuacah yang diijinkan gak segampang yang anda bayangkan. panjang prosesnya bawa pipa dari darat ditransfer dilaut, disambung dulu, dipasang, kalo udah di dasar laut masih dilakukan treatment lagi biar pipa ini gak kebawa arus macem-macem perlakuanya. Intinya kalo untuk kasus masela pake onshore dibawa ke maluku ribet lama maqhal, maqhal di proses instalasinya.

Perlu anda cek bagaimana kontur dasar laut sekitar masela apakah rata? apakah memiliki palung yang lebar? karena yang saya denganr disana ada palung yang lebar yang sangat rawan jika dipasang pipa, rawan patah. teknologinya masih di riset pake jangkar dan pelampung.

 

"Multiplayer eh salah multiplier effect kalo pake onshore"

Efek beruntun, bisa saja memang kalo didarat memang pegawainya banyak, yang kuli bangunan biasa bangun rumah itu juga bisa kerja di proyek darat bisa saja. Tapi saya mau katakan begini sebenarnaya masyarakat maluku tidak butuh kilang disana, menerut saya mereka lebih membutuhkan Pembangkit listrik dari pada kilang, di timur listrik merupakan kemehan. Banyak kita lihat daerah seperti kaltim yang kaya minyak tapi listriknya byar pet byar pet seperti kata pak jokowi kalo dicurhati masyarakat, jelas byar pet minyak doang gak ada pembangkit listriknya. Coba kita bayangkan seperti ini, 1 FLNG di laut masela kemudian 1 terminal penerima dan fasilitas penyimpanan + pembangkit tenaga gas di maluku. 1 terminal penerima dan fasilitas penyimpanan + pembangkit tenaga gas di sorong, 1 terminal penerima dan fasilitas penyimpanan gas + pembangkit tenaga gas di NTT, coba bayangkan lebih multipler effect mana sama yang ini? gimana caranya ngirim ke 3 tempat, ya buat LNG carier 3 biji atau 1 biji tapi gantian sekarang bawa gas untuk maluku 2 minggu lagi buat sorong 2 minggu lagi buat NTT. Efeknya di 3 kota itu tersedia listrik dan energi yang ya bisa dikatakan miring karena gas kan murah ya, akhirnya industri-industri bisa berkembang disana ada listrik ada energi kok, udah berkembang sendiri nanti. gak cuman maluku yang dapet tapi kalo mau ya se indonesia timur dikasi. memang tidak sesederhana yang saya sampaikan, tetapi gambaranya seperti itu.

 

"Rizal: kilang "onshore" Masela hidupkan tol laut"

No, bangsa maritim kan? nenek moyangnya pelaut kan? yauda offshore, bisa menghidupkan daerah lain juga karena flexible kalo Offshore itu lebih mobile gasnya bisa dibawa kemana-mana. Tak gendong kemana-mana enak toh mantep toh!

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++

apapun itu ini hanya dari segi pandang saya terlepas dari intrik - intrik bahwa ide offshore FLNG ini berpihak pada investor asing dan kapitalis atau intrik-intrik isu makelar pipa ya kalo dari segi keilmuan yang dangkal yang saya miliki ini saya lebih prefer pake offshore dan jangan salah teman-teman yang sedang mengambil tugas akhir pipa setuju menggunakan pipa karena pas mereka lulus ada kerjaan hahahaha. yang membuat industri muncul di suatu daerah itu bukan kilang tapi Listrik dan fasilitas penyimpanan energinya. terlalu jauh jaraknya kalo pake pipa karena konsep pipa itu dipake kalo sumur lepas pantainya masih deket-deket pantai. contoh sumurnya di selat madura, ya jelas harus pake pipa dibawa ke sby mutlak itu. Saya tidak kontra dengan kilang darat hanya saja menurut saya lebih tepat menggunakan FLNG. Tapi semua kembali ke Presiden Jokowi, waktu yang akan menjawab.

Apa yang menurutmu baik belum tentu itu yang terbaik, apa yang menurutmu buruk bisa jadi itu yang terbaik, Wallahu a’lam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun