Tetapi apa yang di harapkan dari sini? yah tentu saja, misalnya kita tidak lagi peduli tentang kesalahan pemerintah, kekritisan kita di kebiri oleh undang-undang yang sengaja di buat, tengoklah akhir-akhir ini; buku-buku di bakar, media sebagai jembatan rakyat di kuasai untuk mengontrol pikiran kita dengan propaganda politik dan lebih parahnya adalah generasi hari ini lebih menyukai artikel selangkangan (baca: berita-berita berupa pornografi dll.) daripada membaca artikel/jurnal-jurnal tentang perkembangan ilmu pengetahuan.
Maka dengan ini, tugas kita hari ini adalah bagaimana menjaga keseimbangan arus perkembangan jaman, caranya; membacalah untuk mengetahui sebanyak mungkin dan terus mencari jawaban atas soal-soal realitas lalu menulislah untuk menyadarkan dan memberitahukan kepada dunia tentang apa yang sebenarnya sedang terjadi.
Mengutip pepatah Ibu Teresa;Â
"Aku adalah pensil kecil di tangan Allah, yang sedang menulis surat cinta ke seluruh dunia".
Oleh karena itu, marilah dari kita semua disini baiknya menjadi manusia yang modern tanpa harus mengurangi rasionalitas sebagai sifat dasar kemanusiaan.
Kiranya kita terus membaca dan menulis. Sebab orang-orang yang terus membaca dan menulis tidak mudah untuk dibodohi (diperbudak).
Sumber:Â
_ Akhyar Lubis dalam buku Pemikiran Kritis KontemporerÂ
_Medium.com:Â
Technological Unemployment: Why Keynes Is More Relevant Than Ever
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H