Tidurlah saja baginda, jika sudah bangun akan ku hidangkan, pagi,siang dan malam
lelap saja adinda, Keluh hamba pun tak berani menggaduh
bisa dipacung kepala ku
Janganlah merisau, sudah ku seduh darah dari semua keluh, nikmatilah selagi teduh.
Sudah ku satukan semua cabik-cabik daging yang menempel di jalananÂ
dari anjing-anjing dan kawan-kawanan untuk pesta pora kerajaan
tidurlah, bercintalah dengan mimpi. Tak usah bangun, biarkan hamba yang genapi
Kita disini terus, kalah oleh kuatnya arus
penggayung-penggayung sudah patah dan kita hanya menanti mati
Karena kita di sini terus, menari pada satu titik tapi tanpa bergeser sama sekali
di kutuklah Sang waktu karena bantal-bantal sudah terasa empuk hingga mental-mental menjadi kerupuk
Jika kasur adalah tempat kehidupan bergerak