Selama tahun 1921, mereka melangsungkan 67 pertandingan di Inggris dan mampu menyedot penonton hingga 900.000 orang. Tim ini sempat melakukan tur internasional dan tak terkalahkan di kandang melawan klub-klub pria. Pada akhirnya, lewat kekuatannya FA menginstruksikan klub untuk tak menyewakan lapangan mereka pada wanita.
Perlu waktu hampir setengah abad hingga akhirnya sepakbola wanita diakui secaramutlak. Dogma stereotip FA yang kolot terhadap wanita bahkan perlu didobrak lewat bantuan UEFA. Dibentuklah Women’s Football Association (WFA) pada tahun 1969. WFA sendiri sebenarnya terpisah dari FA.
Perkembangan sepakbola wanita yang semakin pesat ternyata menggiurkan FA.Hingga pada akhirnya mengambil alih penyelenggaraan liga sepakbola wanita pada tahun 1994.
Melawan Diskriminasi Terhadap Sepakbola Wanita di Spanyol
Tak hanya di Inggris, pesepakbola wanita Spanyol pun menjalani cerita yang sama.
Dalam rangka memperingati Hari Wanita Internasional yang diperingati pada tanggal 8 Maret lalu, Komisi Serikat Pekerja Spanyol mengunggah video di Youtube yang berjudul “Te Juegas Mucho”. Video itu menggambarkan kondisi pesepakbola wanita di Spanyol yang sering mengalami diskriminasi.
Maria Jose Lopez, Sekjen Asosiasi Pesepakbola Wanita Spanyol mengatakan regulasi pengakuan sepakbola wanita amatlah bertumpang tindih. Ibarat mata uang dua sisi, dalam undang-undang yang membahas kesetaraan gender pemerintah diwajibkan untuk memberdayakan atlet wanita.
Tapi disisi lain, dalam dekrit Kerajaan mengenai Federasi Olahraga Spanyol dijelaskan bahwa hanya mengakui satu kompetisi olahraga profesional berdasarkan jenis kelamin. Jadi jika ada kompetisi olahraga profesional untuk laki-laki, maka tidak ada kompetisi olahraga profesional untuk wanita.
Hal ini menegaskan bahwa status pesepakbola wanita di Spanyol semuanya masih dalam status amatir. Liga dan klub yang menaungi mereka pun berstatus amatir.
Masalah muncul karena banyak diantara mereka yang tidak dikontrak secara profesional. Ketiadaan kontrak secara profesional mengakibatkan tidak adanya perlindungan dan jaminan sosial, terlebih jika mereka mengalami cedera dan hamil.
“Apa yang terjadi jika seorang pesepakbola wanita hamil? kontrak mereka dapat diputus dan mereka tidak mendapatkan apapun” ucap Maria Jose Lopez.