American College Health Association (ACHA): ACHA telah melakukan penelitian mendalam tentang kesehatan mental mahasiswa dan menemukan bahwa stres akademik, tekanan sosial, dan masalah keuangan adalah beberapa faktor utama yang menyebabkan masalah kesehatan mental pada mahasiswa. Ini adalah sumber yang sangat relevan yang dapat digunakan untuk menggambarkan tekanan yang dihadapi mahasiswa dan bagaimana hal tersebut dapat berkontribusi pada pemikiran bunuh diri.
Journal of Adolescent Health: Artikel ilmiah dalam jurnal ini telah membahas prevalensi bunuh diri di kalangan mahasiswa dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan ini. Informasi ini dapat digunakan untuk mendukung argumen tentang pentingnya kesadaran dan pencegahan bunuh diri di kalangan mahasiswa.
National Alliance on Mental Illness (NAMI): NAMI adalah organisasi non-profit yang menyediakan informasi dan sumber daya tentang kesehatan mental. Mereka memiliki banyak sumber daya yang relevan untuk menyadarkan pentingnya perawatan kesehatan mental dan menghapus stigma seputar masalah ini.
Kasus nyata dan testimonial: Selain sumber-sumber ilmiah, menggambarkan pengalaman pribadi atau studi kasus nyata dari mahasiswa yang telah menghadapi tantangan kesehatan mental dan berhasil mengatasinya juga dapat menjadi bukti kuat. Menggunakan testimonial dapat memberikan dimensi manusiawi pada esai dan membuatnya lebih berdaya ungkit.
Dalam menyikapi bunuh diri pada mahasiswa, ada beberapa argumen penting yang dapat diajukan. Pertama, menjaga kesehatan mental adalah kunci untuk mencegah pikiran bunuh diri. Dengan memberikan pendidikan tentang kesehatan mental, mahasiswa dapat memahami gejala, mencari bantuan jika diperlukan, dan mengembangkan strategi untuk mengatasi stres. Kedua, mengurangi stigma adalah elemen penting. Mahasiswa mungkin merasa malu atau takut untuk mencari bantuan karena stigma yang terkait dengan masalah kesehatan mental.Â
Oleh karena itu, mendiskusikan kesehatan mental secara terbuka dan mendukung teman-teman yang mengalami masalah dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman dan peduli. Terakhir, universitas dan perguruan tinggi perlu memberikan layanan dukungan kesehatan mental yang mudah diakses dan terjangkau. Dengan menyediakan konseling, program pencegahan bunuh diri, dan dukungan lainnya, institusi pendidikan dapat berperan aktif dalam membantu mahasiswa yang membutuhkan.
Dapat disimpulkan bahwa pentingnya menjaga kesehatan mental dalam menyikapi bunuh diri pada mahasiswa tidak dapat diremehkan. Dengan pendidikan, pengurangan stigma, dan dukungan yang memadai, kita dapat membantu mahasiswa mengatasi stres dan tekanan yang mungkin menyebabkan pikiran bunuh diri. Dengan referensi ke sumber-sumber yang relevan seperti yang telah disebutkan di atas, kita dapat memperkuat argumen ini dan berkontribusi pada kesadaran akan masalah ini yang begitu penting.Â
Terlepas dari usia, jenis kelamin, atau latar belakang, menjaga kesehatan mental adalah tugas yang tak boleh diabaikan. Kesehatan mental memiliki dampak signifikan pada kualitas hidup kita, produktivitas, dan hubungan dengan orang lain. Salah satu alasan mengapa menjaga kesehatan mental penting adalah karena kesehatan mental yang buruk dapat berdampak negatif pada kesejahteraan fisik. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal "Psychosomatic Medicine" pada tahun 2013, tekanan emosional yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan fisik, seperti penyakit jantung, gangguan pencernaan, dan penurunan sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, menjaga kesehatan mental merupakan langkah awal dalam menjaga kesehatan fisik.Â
Selain itu, kesehatan mental yang baik berkontribusi terhadap produktivitas dan kinerja seseorang. Penelitian yang dipublikasikan dalam Harvard Business Review pada tahun 2015 menemukan bahwa karyawan yang merasa stres atau memiliki masalah kesehatan mental cenderung kurang produktif dalam bekerja. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kinerja, peningkatan ketidakhadiran, dan potensi konflik di tempat kerja. Dengan menjaga kesehatan mental, seseorang dapat meningkatkan produktivitas dan kesuksesan karier. Selain itu, menjaga kesehatan mental juga berdampak positif pada hubungan interpersonal. Kesehatan mental yang buruk dapat memengaruhi cara kita berinteraksi dengan orang lain, sehingga meningkatkan risiko konflik atau isolasi sosial. Hal ini dapat merusak hubungan dengan teman, keluarga, dan pasangan.Â
Menurut American Psychological Association, menjaga kesehatan mental yang baik dapat membantu seseorang menjadi lebih mudah beradaptasi, berempati, dan lebih mampu mengelola konflik, sehingga memperkuat hubungan sosial. Terakhir, pentingnya menjaga kesehatan mental juga ditunjukkan melalui upaya pencegahan penyakit mental yang serius. Banyak penyakit mental, seperti depresi dan kecemasan, bisa menjadi lebih buruk jika tidak ditangani. Meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental dan mencari dukungan bila diperlukan dapat membantu mencegah berkembangnya masalah mental yang lebih serius.Â
Singkatnya, menjaga kesehatan mental adalah kunci  hidup  bahagia, sehat, dan produktif. Dampaknya terlihat pada kesehatan fisik, produktivitas dan hubungan interpersonal. Oleh karena itu, penting untuk memberikan perhatian penuh terhadap kesehatan mental kita dan mencari bantuan jika diperlukan. Dengan perawatan yang tepat, kita bisa mencapai keseimbangan yang baik dalam hidup.