Mohon tunggu...
Gita Yulia
Gita Yulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

I am a student of Journalistic Communication Studies, I actively read and share writing on several online media sites, both in the form of light articles, short stories, poetry and short opinions related to actual interesting issues. The reason I joined Kompasiana was because I was interested in the various features available to spread kindness to the public

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ramai Istilah 'Tone Deaf' di Media Sosial, Begini Penyebab dan Cara Mengatasinya!

26 September 2024   21:46 Diperbarui: 26 September 2024   21:57 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika menerima informasi yang sifat kebenarannya tidak mutlak, sebaiknya jangan hanya bergantung pada satu sumber informasi atau pandangan. 

Penting untuk memperluas cakrawala dengan mengonsumsi berita dan opini dari berbagai sudut pandang yang akan membantu memahami situasi dengan lebih baik.

3. Refleksi Sebelum Berbicara

Seperti kata pepatah, menjaga lebih baik daripada mengobati, itu artinya, sebelum berpendapat atau memposting sesuatu di media sosial, penting untuk mempertimbangkan resikonya. 

Meskipun media sosial merupakan hak milik pribadi, namun ada etika sosial yang tetap harus dipatuhi, tentang bagaimana pernyataan tersebut akan diterima oleh orang lain. Apakah ada kemungkinan menyakiti perasaan atau lebih memperburuk keadaan?

Jika iya, dan tidak siap dengan resikonya, mungkin lebih baik menahan diri.

4. Berani Mengakui Kesalahan

Terakhir, namun tentunya tidak kalah penting yaitu mengakui kesalahan, jika sudah terlanjur membuat pernyataan yang tone deaf, langkah terbaik adalah segera mengakui dan meminta maaf atas kekeliruan yang dibuat. 

Hal ini menunjukkan kesadaran dan komitmen untuk memperbaiki diri dan memulihkan kembali ruang sosial yang sempat mengeruh. 

Dengan demikian, istilah "tone deaf" tidak hanya menggambarkan ketidakpekaan, tetapi juga mencerminkan kurangnya kesadaran sosial, sehingga penting untuk mengetahui penyebab dan cara mengatasinya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun