Mohon tunggu...
Gita Oktavia Rosita
Gita Oktavia Rosita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di UIN K.H Abdurahman Wahid Pekalongan

Saya adalah seorang mahasiswa prodi Ekonomi Syariah di UIN K.H Abdurahman Wahid Pekalongan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Konsumsi dan Dinamika Sosial: Refleksi terhadap Gaya Hidup Moderm

19 Desember 2024   09:13 Diperbarui: 19 Desember 2024   09:13 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Sam Lion: https://www.pexels.com/id-id/foto/sayuran-hijau-segar-di-keranjang-anyaman-5709305/ 

Namun, tidak dapat disangkal bahwa konsumerisme, atau konsumsi berlebihan, memiliki efek negatif yang cukup besar. Salah satu akibatnya adalah penggunaan sumber daya alam secara berlebihan. Gaya hidup konsumtif menyebabkan peningkatan produksi barang, yang pada akhirnya merusak lingkungan. Penebangan hutan, pencemaran laut, dan peningkatan emisi karbon adalah beberapa contoh nyata dari efek negatif ini.

Konsumerisme juga sering menyebabkan ketimpangan sosial. Dalam masyarakat yang menganggap konsumsi sebagai ukuran keberhasilan, orang yang tidak memenuhi standar ini seringkali merasa terpinggirkan. Kesimpangan ini terlihat di tingkat individu dan antarnegara. Negara-negara berkembang biasanya hanya sebagai pemasok bahan mentah dengan nilai tambah yang rendah, sementara negara-negara maju cenderung menjadi konsumen utama sumber daya global.

Banyak orang terjebak dalam siklus utang demi memenuhi kebutuhan "gengsi" karena konsumsi dikaitkan dengan status sosial. Fenomena ini semakin umum di kota-kota, di mana orang percaya bahwa memiliki barang-barang seperti mobil mewah atau perangkat elektronik terbaru adalah hal yang wajib. Sayangnya, cara berpikir seperti ini dapat berdampak negatif pada kesejahteraan emosional dan keuangan seseorang.

Selain berdampak pada individu, konsumerisme meningkatkan ketidakadilan di seluruh dunia. Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi negara maju, negara-negara berkembang sering kali harus menanggung kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh eksploitasi sumber daya. Ketidakseimbangan ini menyebabkan kesenjangan semakin meningkat di seluruh dunia.

Membangun Pola Konsumsi Berkelanjutan  

Untuk mengatasi masalah ini, kita harus mengubah cara kita mengonsumsi sesuatu. Pola konsumsi berkelanjutan adalah solusi yang semakin penting. Ini tidak berarti menghilangkan konsumsi sama sekali, tetapi menuju perilaku konsumsi kita dengan cara yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial.

Beberapa tindakan yang dapat diambil termasuk:

1. Mendukung produk lokal, tindakan ini dimaksudkan penggunaan barang domestik mengurangi ganjaran transportasi anak sungai karbon dan mematikan ekonomi dalam negeri.

2. Mengurangi konsumsi berlebih, lebih baik jika anda dapat menghemat sumber daya dan mengurangi limbah dengan membeli sesuatu hanya ketika benar-benar dibutuhkan.

3. Mendaur ulang, seperti yang sudah diketahui secara umum cara sederhana untuk mengurangi sampah adalah dengan memanfaatkan kembali barang-barang yang masih layak pakai.

4. Memilih produk yang ramah lingkungan, saat ini banyak produsen menawarkan produk yang lebih berkelanjutan, seperti pakaian yang terbuat dari bahan organik atau peralatan rumah tangga yang hemat energi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun