Mohon tunggu...
Gita Oktavia Rosita
Gita Oktavia Rosita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di UIN K.H Abdurahman Wahid Pekalongan

Saya adalah seorang mahasiswa prodi Ekonomi Syariah di UIN K.H Abdurahman Wahid Pekalongan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Konsumsi dan Dinamika Sosial: Refleksi terhadap Gaya Hidup Moderm

19 Desember 2024   09:13 Diperbarui: 19 Desember 2024   09:13 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Sam Lion: https://www.pexels.com/id-id/foto/sayuran-hijau-segar-di-keranjang-anyaman-5709305/ 

Di zaman modern, konsumsi tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan dasar. Saat ini, ia berfungsi sebagai simbol identitas, sarana hiburan, bahkan alat untuk membangun status sosial. Kita hidup dalam masyarakat di mana konsumsi dipromosikan sebagai bagian integral dari gaya hidup. Namun di balik daya tarik budaya konsumen ini terdapat beberapa implikasi yang perlu dipertimbangkan. Artikel ini mengkaji bagaimana konsumsi membentuk masyarakat saat ini dan tantangan serta  peluang apa yang muncul dari fenomena ini.

Budaya Konsumtif dan Identitas Modern  

Di dunia yang semakin terglobalisasi, konsumsi lebih dari sekedar memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, dan papan. Produk dan layanan yang kita pilih sering kali mencerminkan nilai, preferensi, dan status sosial kita. Misalnya merek pakaian, gadget,  bahkan merek kopi favorit bisa menjadi simbol identitas seseorang. Dalam konteks ini, konsumsi bukan hanya sekedar tindakan ekonomi, namun juga merupakan bagian integral dari proses sosial dan budaya yang lebih luas.

Namun, konsumsi sebagai representasi identitas dapat menyebabkan tekanan sosial. Media sosial, misalnya, memperkuat budaya konsumsi dengan menampilkan gaya hidup yang tampak ideal dan mewah. Akibatnya, individu sering merasa tertekan untuk mengonsumsi lebih banyak agar dapat "memenuhi" standar tersebut, meskipun kenyataannya hal ini sering kali tidak sejalan dengan kemampuan mereka.

Di sisi lain, konsumsi juga memperluas ruang ekspresi individu. Pilihan gaya hidup seperti pola makan vegetarian atau menggunakan mobil listrik seringkali mencerminkan nilai-nilai pribadi yang mendalam seperti kepedulian terhadap lingkungan atau kesehatan. Namun, kita perlu mempertimbangkan sejauh mana konsumsi ini  mencerminkan kebutuhan dan nilai-nilai kita, atau apakah kita sekadar berusaha memenuhi harapan masyarakat.

Dampak Positif dari Konsumsi  

Di sisi lain, konsumsi memiliki dampak positif baik secara individu maupun kolektif. Penggunaan barang dan jasa tidak hanya menyokong perekonomian, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan mendorong inovasi. Sebagai contoh, industri teknologi mengalami pertumbuhan yang pesat berkat tingginya permintaan konsumen terhadap produk yang lebih canggih dan efisien.

Konsumsi juga membantu meningkatkan kualitas hidup. Produk seperti layanan kesehatan, sekolah, dan teknologi ramah lingkungan membantu orang hidup lebih nyaman dan sehat. Konsumsi berarti tidak hanya "menerima" dari dunia, tetapi juga "memberi" secara berkelanjutan.

Sebagai contoh, investasi dalam produk teknologi kesehatan, seperti aplikasi pemantau kesehatan atau perangkat wearable, memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat. Hal ini berkontribusi pada peningkatan harapan hidup, karena banyak orang dapat mendeteksi masalah kesehatan sejak dini. Dengan kata lain, konsumsi berperan sebagai jembatan antara kebutuhan manusia dan solusi inovatif yang dapat meningkatkan kualitas hidup.

Kritik terhadap Konsumerisme  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun