Mohon tunggu...
Gitanyali Ratitia
Gitanyali Ratitia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemilik SPA dan Healing Therapy di Jerman

53 yrs old Mom with 3 kids, Fans of Marilyn Monroe, Jazz & Metallica , Bali - Java Wellness & Healing di Jerman, Positive thinker, Survival. Reiki Teacher, Angelic healer, Herbalis. I’m not the girl next door, I’m not a goody goody, but I think I’m human and I original. Life Is beautiful but sometimes A Bitch and someday It F***s You In The Ass but heeey dude! be positive.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Coba Tehnik ini untuk Berhenti Menyerap Emosi Orang Lain

9 Desember 2018   01:52 Diperbarui: 9 Desember 2018   01:56 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kita  harus dengan jujur bertanya pada diri kita sendiri apa  manfaatnya.  Apa yang bisa kita lakukan dengan hidup kita? Bagaimana  perasaan kita  ketika kita membantu menyembuhkan orang lain? Bagaimana  kita membantu  menyembuhkan diri kita sendiri? Bagaimana perasaan kita  tentang  batasan? Apakah kelayakan memainkan peran? Ini semua adalah  pertanyaan  yang dapat kita jelajahi saat melakukan pekerjaan batin kita.  Ketika  kita menemukan keyakinan tersembunyi yang tidak membantu, kita  dapat  membiarkan mereka pergi dan menggantinya dengan yang baru.

Coba mulai dengan pemikiran ini:

" Saya layak untuk hidup bahagia, penuh dengan pikiran, emosi, dan sensasi yang saya pilih. "

Ketika  kita berhenti menyerap emosi yang tidak diinginkan, kita bebas  untuk  fokus pada hal-hal lain. Kita dapat menggunakan energi baru yang  kita  temukan untuk mencapai impian dan tujuan yang kita tetapkan untuk  diri  kita sendiri. Kita bebas untuk bergerak di dunia dengan cara baru  yang  memberdayakan. Cara yang memungkinkan kita menggunakan hadiah unik  ini  untuk kepentingan kita --- yang pada akhirnya akan bermanfaat bagi  dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun