Kejadiannya setahun lalu di bulan puasa.
Siang itu musim panas matahari sedang giat bekerja rupanya. Kulirik termometer di dinding, huh hampir 30°. Di sini musim panas sangat kering dan panasnya serasa membakar kulit. Tenggorokanku serasa kering sekali, sakit dan nyeri. Hari ini tidak puasa, karena sakit tenggorokan rasanya perih dan dari kemarin kepala kliyengan serasa mau jatuh. Ku harus minum obat untuk melegakan tenggorokan dan minum supplement.
Ku tahu mungkin kurang zat besi atau kurang protein, atau kurang vitamin mungkin juga mengingat saya tidak pernah sahur di sini. Bagaimana mau sahur kalau waktu malam terlalu singkat, jam 12 malam biasanya kami tidur. Sedangkan imsak kira-kira pukul 3 pagi lebih. Mana sempat ku sahur?
Siang itu Seiko bekerja seperti biasa di studio spa. Dia sedang menunggu customer yang sebentar lagi datang. Sedangkan aku telah selesai melulur Frau Biedermann. Sekarang ku juga harus menunggu pembayaran di meja receptionist.
"Was kostet alles," tanya Frau Biedermann
"38 euro," jawabku.
Frau Biedermann mengulurkan uang 40€ dan menolak kembalian 2€ dariku.
"Dankeschön, bis nächste mal," kataku sambil mengantarkan ke pintu.
"Tschus."
Aku segera menyuruh Seiko mengecek dan merapikan meja massage karena sebentar lagi Frau Schulze datang. Kemudian ku langsung ke samping rumah dan menyebur ke kolam renang, bergabung dengan anakku yang minta ditemani.
Sejurus kemudian kulihat sepintas bayangan Frau Schulze nampak terburu-buru. Salamku, "Guten Tag," dari pinggiran kolam tak digubrisnya. Kuteruskan menemani anakku berenang dan bermain dengannya.
Selang 20 menit kemudian bel berbunyi nyaring, ku segera menyambar kimono di atas bangku. Kupikir aku tidak ada customer sekarang, karena customer selanjutnya baru jam 4 sore, sedangkan sekarang baru jam 2 siang. Jadi siapa yang membunyikan bel?
Kulihat dua orang polisi tinggi besar sudah berada di depan rumah!
"Guten Tag," sapanya dengan suara berat dan menggelegar layaknya suara dan intonasi khas orang Jerman.
"Saya mencari pemilik mobil Mitsubishi dengan nomer bla...bla..bla... Apakah anda pemiliknya?"
"Nein, mobil saya KIA, bukan Mitsubishi," Jawabku dengan bangga. Baru kali ini ku merasa bangga menjadi pemilik mobil KIA ho ho ho ho....
"Silahkan buka pintu garasi kalau anda tidak percaya," kataku lagi kepada dua polisi itu.
"Kami menerima laporan bahwa Mitsubishi ini telah menabrak mobil lain di pinggir jalan, dan pemiliknya menguntit sampai ke mari. Kemudian pemiliknya melapor kepada kami, kalau mobil Mitsubishi ini sekarang ada di rumah Anda, alamat Anda. Bagaimana Anda menjelaskan ini? Apakah ada orang lain di rumah Anda?" tanya polisi itu.
"Ya, mungkin mobil customer saya."
"Apakah namanya Veronika Schulze?" tanyanya lagi.
"Benar, Frau Schulze." (Wah dalam hati saya berpikir cepat bener ini polisi mengecek nama pemilik Mitsubishi ini).
"Bolehkah saya berbicara dengannya?
" Silahkan masuk kamar nomor dua," jawab saya.
Kulihat polisi itu menginterogasi Frau Schulze yang sedang terbaring setengah telanjang di meja pijat. Sebenarnya kalau dipikir ini seperti sebuah pemandangan lucu. Seperti sebuah massage studio digrebrek polisi! Ada mobil polisi menunggu di halaman dengan seorang polisi yang berjaga- jaga. Ada juga yang masuk rumah dan menginterogasi.
Tetapi anehnya kulihat intonasi nada bicara Frau Schulze biasa dan datar saja, padahal sudah digertak sama polisi itu. Malah sempat kudengar dia bilang, "Tunggu 10 menit di luar, saya mau berpakaian dulu."
Akhirnya investigasi berjalan di halaman rumah, dan saya lega. Aduh sudah jantungan tadi, kupikir ada apa dua orang polisi di depan rumah.
Tapi kalau dipikir lebih aneh lagi ya si Frau Schulze ini, mungkin karena takut terlambat ke spa saya. Tahu sendiri orang Jerman itu selalu on time atau Bahasa Jermannya punklich. Jadi Frau Schulze itu ceritanya ngebut untuk sampai di studio saya. Di tengah jalan dia menabrak mobil yang parkir di pinggir jalan hingga spion pecah dan kulit mobilnya lecet. Herannya lagi kok dia bukannya berhenti menunggu pemiliknya terus lapor ke kantor polisi, tetapi dia malah lari dan terus ke studio saya. Naah jadilah tadi saya terkaget-kaget!
Tapi setelah kejadian itu aku juga jadi tahu, kalau Anda di Jerman dan secara tidak sengaja menyenggol mobil lain yang sedang parkir, secepatnya Anda harus ke kantor polisi untuk melaporkan kejadiannya. Kemudian polisi akan mencatat record dan kronologinya. Kalau ada kerusakan, asuransi kemudian bisa di-claim. Dengan ini semua anda terbebas dari jeratan hukum hit and run.
Nah bagaimana dengan Frau Schulze? Tentu saja dia harus membayar denda yang lumayan karena perbuatannya termasuk fahreflüchtig atau tabrak lari. Saya juga yakin dia tidak akan datang lagi ke spa saya, karena saya yakin mungkin ini adalah pijat termahal yang pernah ada di hidupnya. Buktinya appointment ke dua dia tidak pernah datang lagi. Ya begitulah ceritanya kalau orang bersalah.
Note:
Was kostet alles? = Berapa semuanya
Bis nächste mal = Sampai jumpa lagi
Tschus = Bye
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H