Aku disambut Matahari terik menyengat di Bandara Denpasar , ku sibuk mencari-cari temanku si Mitch dimana gerangan dia? . Sebuah sms masuk tak lama setelah itu , tunggu aku satu jam lagi  sedang ada kepentingan mendadak tulisnya. Huh ternyata Bule Australia ini sudah terkena virus jam karetnya Indonesia, ya sudahlah kulihat ada warung Internet di pojokan. Segera ku nongkrong disana sambil membunuh kebosanan menanti.
Sejam kemudian Mitch datang dengan Jeepnya, "kamu harus tegas dan menolak semua sopir-sopir itu yang mencoba menawarkan taxi atau mobilnya " Â pesannya di sms sebelumnya. Aku tertawa bukankah aku yang orang Indonesia ? Â " No you are not Indonesian anymore , you are Singaporean now " hahahahah aku tertawa mendengarnya. "Lets go and find Hotel for you " katanya. Mitch menyetir Jeepnya sambil tak henti-henti mengepulkan asap rokok Malboronya, kukeluarkan Sampoerna Hijau Mild kesukaanku , mari kita sama-sama mati kena kanker katanya. Life is short. Sialan gerutuku.
Sepanjang perjalanan yang penuh asap rokok kami berbincang-bincang tentang istri Mitch dan anaknya yang Indonesia. Ku perhatikan jalanan Denpasar yang panas, kadang macet dan berdebu, tipikal jalan-jalan di Indonesia. Kami berhenti di sebuah hotel yang kelihatan megah, rapi dan terawat kebun-kebunnya. Fully Book kata Resepsionist. Ah nasib kenapa tidak ku booking saja langsung dari Internet atau booking dari Travel agency yang banyak bertebaran di Bandara tadi ?, ku menyadari kebodohanku. Tapi Mitch bilang jangan kawatir ada begitu banyak Hotel di Sanur katanya.
Kami lewat ke sebuah Hotel yang bernama Ari Putri  terletak  di jalan Kalianget Sanur Denpasar, hotel yang kelihatan teduh dengan kolam renang kecil disampingnya. Tapi terus terang ku tidak suka entahlah kenapa. Akhirnya kami berputar-putar dari satu Hotel ke Hotel lain tanpa membawa hasil, ada yang fully book, ada yang kemahalan, ada yang nampak bagus, sepi dan cocok untuk menyepi . Tapi temanku bilang banyak Pelacuran disini menjelang sore , ya sudah kuurungkan niatku. Jadi kemana kita ?.
Akhirnya kita lewat lagi di depan Hotel Ari Putri Putri, Hotel pertama yang sudah kita lewati 3 kali tersebut. Apakah kamu mau mencoba  disana ? tanya Mitch lagi ," ya baiklah" jawabku mungkin ini satu-satunya Hotel yang cocok saat ini. Akhirnya aku memang menginap di Hotel ini , ku booking seminggu sebagai tempat menyepiku.
"Aku hubungi kamu nanti sore dan kita makan malam nanti dengan keluarga kecilku", kata Mitch sebelum pulang ke rumahnya. Diapun segera pergi, aku capek sekali rasanya ingin mandi dan tidur. Ku pesan makan siang di kamar setelah itu kuminum obatku dan mandi , segar sekali rasanya. Akupun tertidur pulas sampai sore.
Terkejut oleh panggilan telephon di kamar, aku tertidur lama sekali rupanya. Si mitch sudah menungguku di Loby Hotel membawa anak dan Rita istrinya sekalian . Kita makan malam bersama di sebuah warung makan Indonesia yang murah dan enak sekali. Kami bercanda dan tertawa-tawa. Apa rencanamu besok? tanya Rita. "Aku mau pergi ke Healer dan Mentatto lengan kananku" . "Maaf aku tidak punya waktu besok , kalau besok lusanya bagaimana ? karena ku ada urusan" kata Mitch. " ya its ok " jawabku , "besok lusa jam 10 pagi "kataku lagi. Kamipun berpisah malam itu. Kenyang sekali makan malamku , sepiring cumi-cumi goreng tepung, oseng-oseng kangkung pedas , tahu tempe goreng dan nasi panas-panas. Makan malam sederhana tetapi kurasakan seperti sebuah makan malam terenak didunia.
Melewati lobby Hotel kulihat Receptionist yang tadi siang membantuku check in, laki-laki Bali yang bisa berbahasa Inggris dan Jerman ini ramah sekali menyapaku. " Apakah ada penyewaan mobil dari Hotel? tanyaku kepadanya . Kuingat besok aku free maka kuputuskan untuk seharian menjelajah Bali dengan Mobil sewaan. " Ada bu, harganya 400 ribu seharian tidak termasuk bensin, kata Receptionist ramah itu. " oke aku pesan besok pagi dan tolong antar sopir yang berpengalaman ".
Aku tidak perduli sebenarnya mau diajak muter-muter kemana sama Pak sopir , karena toh aku ke Bali hanya mau istirahat , membikin tattoo baru dan pergi ke Healer. Tetapi karena sopir dan mobil dari Hotel merekapun mempunyai program-program yang bisa di pilih, akhirnya ku pilih pergi ke Jimbaran, Monkey forest, menyaksikan rumah adat Bali, Menyaksikan tarian tradisional Bali dan Mengunjungi Patung Garuda Wisnu Kencana.
Sebelum beranjak ke kamar ku titip pesan ke Receptionis sambil bercanda, " kalau ada yang mau share mobil boleh sekalian ikut tapi tolong bayar setengah ya". "Iya bu nanti saya informasikan dan telephone ke Ibu kalau ada yang mau share" jawab Receptionist ramah.
Ku masuk ke kamar  untuk beristirahat, Kubaca buku Bhagavad Gita yang berisi  narasi dialog antara Arjuna dan  Dewa Krishna. Buku tebal berwarna coklat itu membuat otak ku berpikir keras , kubayangkan pertempuran antara Pandawa dan Kurawa , kemudian wejangan-wejangan Dewa Krishna yang menjadi kusir Arjuna di atas kuda kencana. Wejangan yang berharga di medan Pertempuran penuh dengan nilai philosophy, Sungguh indah bukan?. Sedang asik membayangkan Sang arjuna , telephon kamar berdering. " ibu ...besok ada seorang tourist Jerman yang mau share mobil dengan Ibu , boleh apa tidak? kata si penelepon. " ya okay boleh Pak asal dia mau bayar 50%" kataku. " Bu turisnya mau kok dan sekalian jangan lupa besok ditunggu sopir jam 9 pagi di loby".
Kutertidur dengan nyenyak malam itu , seperti malam-malam sebelumnya setelah minum obat aku akan tertidur pulas sampai pagi. Pagi ini ku lirik jam di tangan, Oh My God jam 8.30 pagi, ku loncat dari tempat tidur dan segera gosok gigi , dandan kilat dan kabur ke arena makan pagi di Hotel. Makan pagi sebenarnya ku tidak begitu suka tetapi acara merokok setelah minum teh rasanya seperti di surga , itu yang tidak akan kulewatkan. Jam 9 tepat ku masih mengunyah roti dengan madu , biarlah turis Jerman itu menungguku barang 10 atau 15 menit masak tidak mau sih? batinku.
Tepat jam 9.15 pagi ku ke loby, disana ku jumpai Bapak Receptionist yang tadi malam, " selamat pagi bu, ini touris Jermannya sudah menunggu Ibu sejak jam 9 tepat" katanya." Maaf saya bangun kesiangan Pak"
Kulihat seorang laki-laki tinggi besar dengan wajah dingin, mukanya bersih tampak habis bercukur , Â dia memakai celana Capri warna Coklat tua dan kaos oblong berwarna coklat muda. Kaosnya dimasukkan ke Celana, ada tas pinggang di perutnya. Pasti dia takut kecopetan pikirku. Tidak ada senyum di wajahnya. Jadul banget turis ini OLD SCHOOL! Bayangkan saja dihari gini masih ada orang memakai kaos dimasukkan ke celana terus memakai ikat pinggang? .
Mungkin juga dia sebel karena menunggu 15 menit, Â tidak ada senyum diwajahnya. Salahnya sendiri kenapa masih memakai Jam Jerman yang tepat on time, ini kan Indonesia apa dia tidak tahu jam kita itu panjang banget molor begitu?.
" Hallo, my name is Tanya I am from Singapore , but I was born in Indonesia, what´s your name? kataku enteng ke turis Jerman ini.
"My name is...bla..bla...bla jawabnya dengan kaku , sambil memandangiku dari atas sampai bawah! . Sialan pikirku apakah gara-gara telat 15 menit saja dirimu menganggap aku mahluk asing sampai melihatnya pun dari atas sampai bawah , batinku?.
Cerita sebelumnya :
http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2014/08/10/kutemukan-dirimu-di-sanur-2--679169.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H