Mohon tunggu...
Gitanyali Ratitia
Gitanyali Ratitia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemilik SPA dan Healing Therapy di Jerman

53 yrs old Mom with 3 kids, Fans of Marilyn Monroe, Jazz & Metallica , Bali - Java Wellness & Healing di Jerman, Positive thinker, Survival. Reiki Teacher, Angelic healer, Herbalis. I’m not the girl next door, I’m not a goody goody, but I think I’m human and I original. Life Is beautiful but sometimes A Bitch and someday It F***s You In The Ass but heeey dude! be positive.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kutemukan Dirimu di Sanur ( 4 )

12 Agustus 2014   05:38 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:46 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14077713751947674467

Di dalam mobil yang melaju ke arah Ubud temanku bertanya , siapa dia? dapat gebetan baru ya? tanyanya dengan asap mengepul keluar dari mulutnya. Akupun tidak menjawab pertanyaannya yang kedengaran konyol.

Mobil melaju kencang , dua hari yang lalu ku menghubungi assistant Bapak Tjokorda Gde Rai , Beliau seorang Healer atau Balian bahasa Balinya. Saya meminta janji temu dan disepakati siang hari ini.

Tjokorda Gde Rai adalah seorang penyembuh ( natural Healer ) terkenal di dunia dan dianggap sebagai salah satu Healer yang paling penting di pulau Bali. Kisahnya banyak ditulis dalam berbagai artikel, jurnal medis, koran dan buku. "Klien"-nya menyebar dari selebriti , penulis internasional dan ahli medis. Tjokorda Gde Rai juga  mempunyai banyak murid yang terlatih datang dari di seluruh dunia, ajaran tehnik penyembuhannya berasal dari Balinese lontars (teks-teks suci) tradisional yang  diturunkan dari generasi ke generasi. Yang tidak diketahui banyak orang adalah beliau cucu dari raja terakhir Ubud. Dan Keluarga Royalty inilah yang telah menyembuhkan ketergantungan ku dengan obat depresi.
Cerita Selanjutnya :
http://fiksi.kompasiana.com/cermin/2014/08/12/kutemukan-dirimu-di-sanur-5--679659.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun