Mohon tunggu...
Gitanyali Ratitia
Gitanyali Ratitia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemilik SPA dan Healing Therapy di Jerman

53 yrs old Mom with 3 kids, Fans of Marilyn Monroe, Jazz & Metallica , Bali - Java Wellness & Healing di Jerman, Positive thinker, Survival. Reiki Teacher, Angelic healer, Herbalis. I’m not the girl next door, I’m not a goody goody, but I think I’m human and I original. Life Is beautiful but sometimes A Bitch and someday It F***s You In The Ass but heeey dude! be positive.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kutolong Pelacur Ini Menemukan Dunianya

13 September 2014   22:15 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:47 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1410595861207185595

[caption id="attachment_358963" align="aligncenter" width="648" caption="Untung Bunga tidak tahu ada Moulin Rouge di Paris, coba kalau sudah ke mari bisa tambah ribet urusannya."][/caption]

Sebut saja namanya Bunga usianya  masih muda 23 tahun, single, kurus dan cantik. Tetapi Itu 7 tahun yang lalu di Singapore, sekarang mungkin  umurnya 30 tahunan. Dia tinggal di Batam dan sukses meniti karir sekarang. Kabar terakhir yang kuketahui Bunga menjadi Manager Pemasaran di sebuah Perusahaan besar di Batam .

Kuingat pertemuan pertamaku dengannya di meja kerjaku di sebuah Bank terkenal Indonesia tetapi berlokasi di Raffles Place Singapore. Kulihat dari balik kaca ruanganku seorang wanita muda dengan laki-laki bule dengan ragu-ragu menghampiriku.

"Mbak minta tolong cara mengirim uang ke Surabaya bagaimana ya?"

Itu pembicaraan yang kuingat dari pertemuan pertama kami. Selanjutnya Bunga menjadi akrab denganku , hampir tiap jam istirahat dia mampir ke kantorku untuk makan siang bersama. Sampai pada suatu hari Bunga menceritakan masalahnya.

"Hmmmmmm masalah klasik" batinku dalam hati.

Karena tanpa berceritapun aku sudah bisa menebak dan tahu apa yang dikerjakannya dengan bulenya dari Australia itu. Aku berusaha mendekatinya karena memang berniat sok tahu dan ikhlas menolongnya keluar dari kesulitan sejak pertama kita ketemu di depan meja kerjaku.

Intinya Bunga adalah seorang pelacur yang bermukim di Batam. Dia mendapat klien bule Australia yang sedang liburan di sana. Apes menimpa Bunga karena pas berdua dengan bulenya di Orchard Tower ( banyak bar dan pub disini atau Red Light district selain Geylang tentunya ) dirinya di razia oleh Polisi Singapore. Jadi mau tidak mau passport disita sementara sambil menunggu proses sidang selanjutnya. Dan sang bule pun berbaik hati menyewakan studio apartment selama 3 bulan setelah itu dia pun harus pulang ke negaranya karena memang liburan sudah habis.

"Berapa lama kira-kira proses penyitaan  Passport dan persidangan " tanyaku

"Kata Polisinya paling lama 3 sampai 4 bulan , Mbak apa  tidak jijik melihat aku dengan profesiku seperti ini sedangkan mbak selalu tampil rapi, wangi dan di hormati" jawabnya dengan lirih tanpa confident dan malu-malu.

Kukatakan pada Bunga bahwa Pelacur hanyalah sebutan sebuah profesi sama dengan profesi orang lain, yaitu Manager, Accountant, wiraswasta, Tukang baso atau Tukang -tukang lainnya.

" Its doesnt matter , itu tidak penting apa profesimu , Jangan rendah diri, tegakkan kepalamu dan buang jauh-jauh semua kekhawatiranmu tetapi ingat profesi ini tidak boleh selamanya kamu geluti karena rentan masalah sosial, mental, fisik dan kesehatanmu, ingat Indonesia itu belum bisa menerimamu karena tidak ada Undang-Undang yang melindungimu" kataku menentramkan hatinya.

"Saya ingin seperti Mbak kerja di kantoran, nampak selalu indah dipandang" bisiknya sambil memainkan rambutnya yang panjang.

"Mau seperti aku? ok mari kuajari caranya" kataku antusias karena ternyata jaringku mengena!

"Berapa kamu dapat duit semalam?

"Kalau malam baik bisa sampai SGD 350 belum tipnya Mbak, kalau malam jelek paling dapat 100 kalau apes tidak ada klien sama sekali."

(Wah pendapatannya lebih besar dari gajiku di Kantor , ingat ini tahun 2007 ).

Segera ku tuliskan draft dan perhitungan kecil-kecilan untuknya , misalnya kita pukul rata saja sehari kira-kira dapat uang 200 SGD kalikan 20 hari  ( masa kerja sebulan ) Bunga sudah mendapat 4000 SGD perbulan, kemudian 4000 x 3 ( karena passport di tahan sampai 3 bulan ) 12.000 SGD nilai yang fantastis bukan? .

Kukatakan kepadanya , sambil menunggu passport kembali , kumpulkan uang yang banyak selama 3 bulan mumpung di Singapore , kalau target terpenuhi yang 200 per hari baru bisa leha-leha sebentar tolak tamu! dapatkan tip sebanya-banyaknya dan pikir masa depanmu karena waktu itu amat berharga . Kita tidak bisa memutar waktu tetapi hanya bisa melewatinya. Mumpung masih muda kejarlah cita-citamu!

"Jangan lupa gunakan condom , hanya itu yang bisa melindungimu sekarang!" wanti-wantiku kepadanya.

Perhitungan mudah yang ku contohkan ke Bunga adalah  untuk biaya kuliah di Batam. Mungkin dalam 3 atau 4 tahun Kuliah telah usai dari sinilah kupikir dia bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

"Ingat! setelah ini lupakan "dunia gemerlap" itu ya , ok promise ? kataku lagi menunjukkan cara terbaik untuknya saat itu dengan memotifasi dirinya.

Kadang aku mendampinginya ke kantor Polisi, lirikan dan senyuman Pak Polisi di Kantor itu kadang membuatku risih tetapi aku biarkan saja. Aku tahu diriku sendiri kenapa merasa risi juga? segera kuhilangkan perasaan primitiv ini, lagipula aku ingin menolong mahluk ringkih satu ini menemukan cahayanya. Ku katakan kepada mereka kalau Bunga adalah familyku. Urusan beres akhirnya setelah hampir 4 bulan, lumayan Bunga dapat tambahan uang untuk modal kuliah dan membuka usaha jual beli Hp di Batam.

Kami menjadi semakin akrab setelah itu . Bunga kembali ke Batam dan segera menjalankan semua instruksi yang sudah kuajarkan kepadanya. Apa tantanganku?. Adalah teman-temanku yang merasa dirinya sebagai ibu-ibu gaul , classy , wangi , kantoran dan modern itu mereka semua  mencibirku.

"Kamu memang perempuan gila! kenapa membantu pelacur sialan itu yang merayu para suami kita?.

Cibiran seperti itu sudah biasa , apalagi sampai aku harus mengaku-ngaku Bunga sebagai Familyku segala, semua temanku tak henti-hentinya mentertawakan dan menuding aku sudah gila!

"Well kita semua beruntung disini , coba kalau kita tak seberuntung ini mungkin kita juga kelayapan di Geylang dan Orchard Tower malam ini " kataku membela Bunga di sebuah acara kumpul-kumpul.

"Ah sudahlah forget it , kamu memang teman teraneh yang kita punyai disini " celutuk temanku satu itu.

Sering kukirim sms-sms dan pesan-pesan untuk Bunga di Batam, tak jarang aku juga mengunjunginya ke Batam untuk mampir sejenak dan melihat aktivitasnya. Ini sebagian bunyi sms-sms yang selalu kukirimkan ke nomor si Bunga.

" Ingat hanya kamu yang bisa merubah hidupmu! selama Indonesia masih belum bisa menerima seorang pelacur sebagai tetangganya  jauhi profesi itu sedapatnya , hormati tetangga karena kamu akan hidup berdampingan dengan mereka. Hargai dirimu sendiri dan jangan biarkan orang lain melecehkan hidupmu . Uang yang kamu dapat itu hasil jerih payahmu ok my dear?

Empat tahun setelah itu  Bunga menyuruhku datang ke rumahnya ternyata dia sudah tunangan dengan pujaan hatinya. Sambil menyelesaikan skripsinya Bunga magang di sebuah Hotel bintang 5 sebagai staff Marketing. Aku ikut bangga melihatnya, apalagi calon suaminya juga tampak menyayanginya dan berkecukupan. Bahkan aku menghadiri acara perkawinannya setahun kemudian . Acara perkawinan di adakan di Hotel yang sangat meriah  ,demi Bunga akupun tidur di Hotel tersebut semalam.

"All the best for you " kataku sambil menciumnya.

"Terima kasih Mbak atas bimbingan dan motivasi selama ini" kata Bunga sambil menangis.

"Ya itu rahasia kita ok? , jangan pernah cerita ke suamimu babak mu di Singapore itu" kataku lembut ke Bunga.

Sekarang Bunga seorang Manajer Pemasaran yang sukses di Batam, dia sering dikirim perusahaannya ke berbagai kota di Indonesia. Aku turut bangga melihatnya karena mahluk kecil yang tampak ringkih itu telah menemukan dunianya , menemukan sumber cahaya kehidupannya .

Thats all , Happy ending story. Selamat berakhir pekan teman-teman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun