Nah yang tidak habis dimengerti adalah si dua orang Jerman ini apa tidak belajar dari sejarah sebelumnya tentang remaja  Amerika bernama Michael P. Fay pada tahun 1994 yang tertangkap karena melakukan tindakan vandalism yang sama di  Depot MRT . Michael P.Fay mendapat hukuman 6 kali di cambuk rotan setengah inci dan 4 bulan penjara. Tetapi akhirnya 6 kali cambuk rotan dikurangkan menjadi 4 karena ikut campurnya pemerintah Amerika terhadap hukum Singapura yang masih tradisional tersebut. Akibat perbuatan Michael Fay ini hubungan kedua negara menjadi terganggu dan panas di tahun 1994 itu. Tetapi hukum adalah hukum dan harus di tegakkan .
Seperti diketahui di Singapur merusak fasilitas umum adalah tindakan kriminal, kalau anda tertangkap mencorat-coret Kereta MRT itu termasuk tindakan kriminal dan pendisiplinan. Jadi hati-hati kalau sedang libuuran di Singapur jangan membuang sampah sembarangan , jangan merokok sembarangan, jangan membuang puntung rokok sembarangan dan memamerkan rokok asli dengan label Indonesia di depan umum ( karena anda akan dituntut merokok produk tanpa tax), jangan mencoret-coret fasilitas umum , jangan membuang permen karet sembarangan. Ingat permen karet adalah benda terlarang di Singapore kalau anda terlihat memakan dan itu diketahui petugas yang memakai pakaian sipil anda bisa dikenai denda.
Jadi hati-hati saja kalau anda baru pertama kali datang ke Singapore , demi amannya jangan pernah melakukan hal-hal yang saya sebutkan diatas.. Terkena cambukan rotan akan menyisakan trauma dan bekas lukanya akan tetap terus terlihat seumur hidup di badan pelakunya. Jadi maukah istri atau pacar anda bertanya kemudian hari ,
" Itu bekas apa mas di pant** mu ? "
Ini Link beritanya :
http://www.channelnewsasia.com/news/singapore/two-men-arrested-for-smrt/1485820.html
http://www.tnp.sg/news/police-nab-two-germans-vandalising-smrt-train
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI