Mohon tunggu...
Gitanyali Ratitia
Gitanyali Ratitia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemilik SPA dan Healing Therapy di Jerman

53 yrs old Mom with 3 kids, Fans of Marilyn Monroe, Jazz & Metallica , Bali - Java Wellness & Healing di Jerman, Positive thinker, Survival. Reiki Teacher, Angelic healer, Herbalis. I’m not the girl next door, I’m not a goody goody, but I think I’m human and I original. Life Is beautiful but sometimes A Bitch and someday It F***s You In The Ass but heeey dude! be positive.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Pecah Kongsi dalam Pertemanan, Lazimkah?

23 Februari 2015   06:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:27 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi ahh... sudahlah nasi sudah menjadi bubur. Saya kehilangan sobat baik kecil saya. Walaupun saya masih mengingatnya dan tetap menjadikan dia sebagai sahabat di lubuk hati terdalam saya. Tetapi tahukah dia? Dan mungkinkah? Umi tidak mempunyai FB, tidak mempunyai Twitter apalagi BBM, Whatsapp atau E-mail. Dia hanya orang kampung yang tahunya menjahit dan membesarkan anaknya. Tetapi setiap mengingat wajahnya saya ingat kebaikannya. Dan hanya penyesalan yang ada. Maafkan saya.

Sekarang ini saya juga mempunyai teman karib yang baik-baik sekali, dan teman karib saya ini namanya Ayu dan Sayuti Kamdani. Kami sama-sama bertetangga di Singapura. Dengan dua orang sahabat ini saya bisa berkeluh kesah, melempar canda, berbagi rasa, curhat, tertawa bersama, dan galau bersama. Saya juga pernah hampir pecah kongsi dengan teman saya di atas itu, tetapi saya meminta maaf akan kesalahpahaman kami berdua, dan permintaan maaf yang tulus merekatkan kembali pertemanan yang hampir pecah itu. Tentu saja semakin dewasa usia kita, semakin dewasa juga cara kita berpikir dan menentukan langkah. Saya mengaca dari pengalaman kecil dulu, jangan sia-siakan sobat yang selalu Anda sayangi. Kalau salah segera minta maaf. Karena sobat sejati susah dicari! Trust me.

Tetapi lagi-lagi saya juga harus meninggalkan mereka berdua karena saya harus pindah ke lain benua. Sekali lagi saya kehilangan sobat baik. Walaupun kehilangan yang satu ini berbeda, karena kehilangan ini tetap dalam satu kongsi, kongsi kita tidak pecah. Kita masih bisa saling menyapa di Medsos. Sobat saya ini mempunyai gadget terkini, ada FB, Twitter, Instagram, E-mail, Whatsapp dll..

Mengapa pertemanan sampai pecah kongsi? Seperti yang saya sebutkan di atas. Karena perasaan "memiliki" yang besar maka satu pihak merasa sudah merasa berhak untuk mengklaim bahwa pihak satunya adalah haknya dia. Mentang-mentang si A sahabat Anda, bukan berarti Anda berhak seutuhnya untuk menentukan siapa saja yang berhak dia ajak berteman, apalagi mengatur-ngatur sahabat itu suatu kesalahan fatal. Dan tentunya picik, sepicik pikiran saya di waktu masih SMP, nah kalau Anda semua tidak mau dibilang picik, jangan sampai deh pertemanan Anda pecah kongsi. Minta maaf adalah senjata cespleng yang akan mengembalikan sobat Anda ke pangkuan yang selayaknya.

Kalau sudah sampai pecah kongsi nikmati saja perpecahan itu sebagai bumbu dan jalan menemukan sobat sejati selanjutnya, karena mencari sobat itu tidak mudah. Sobat tidak dicari, dia akan datang sendiri. Kalau hanya teman biasa mungkin banyak bertebaran di mana-mana, tetapi sobat sejati? Hanya ujian hidup yang bisa menunjukkan siapa sobat sejati Anda.

Nah sekarang tengok baik-baik kanan-kiri Anda. Siapakah individu-individu yang selalu ada untuk Anda, di saat anda sedang terpuruk, di saat Anda sedang jelek, sedang jatuh miskin, sedang tersia-siakan, sedang dirundung kemalangan. Kalau orang ini selalu ada di saat Anda terpuruk, nah itulah sobat sejati Anda.

True friendship is like sound health, the value is seldom appreciated until it is lost.

Good Luck.

Note :

Sebagai tambahan saja , saya tidak pernah mengkerdilkan profesi seseorang, apalagi tukang jahit. Profesi sebagai "prostitute" pun saya bisa menerima teman tersebut. Baca tulisan saya juga disini :

http://sosbud.kompasiana.com/2014/09/13/kutolong-pelacur-ini-menemukan-dunianya-687632.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun