Di suatu akhir pekan, saat saya sedang makan di sebuah restoran, di seberang meja saya ada sepasang muda mudi yang sepertinya sepasang kekasih, sedang merayakan ulang tahun salah satu diantara mereka. Mereka hanya merayakannya berdua saja.
Setelah 'ritual' tiup lilin dan suap-suapan beberapa menu, kemudian mereka melanjutkan makan dengan piring dan sendok garpu mereka masing-masing. Yang membuat saya heran saat itu adalah betapa banyaknya saya melihat menu dan minuman yang mereka pesan saat itu.
Dalam hati saya berpikir, "akankah mereka habiskan semua makanan itu?" Karena menurut saya pribadi porsi menu yang mereka pesan malam itu sungguh diluar nalar untuk hanya makan berdua. Padahal, menurut keluarga dan teman-teman, saya termasuk orang yang makannya cepat dan banyak, lho.
Saya yang jago makan ini pun rasanya tidak akan bisa menghabiskannya dalam semalam. Tetapi yang saya perhatikan, yang sejak tadi memesan dengan banyak varian menu adalah si wanitanya, sedang sang pria mungkin hanya memilih 2-3 varian menu saja (mungkin dalam pikiran si pria kalau dia memesan lagi, budgetnya akan membengkak dan dia tidak sanggup membayarnya, entahlah).
Setelah selesai mereka makan dan saling melemparkan gombalan dan puja puji, mereka kemudian pergi. Seperti dugaan saya tadi, mereka tidak menghabiskan makanan yang sudah mereka pesan. Ada beberapa piring makanan yang bahkan hanya dimakan 1 atau 2 sendok, ada 1 gelas penuh milk shake yang masih cukup penuh, tidak terminum karena menurut si wanita milk shakenya terlalu manis.
Yang jadi pertanyaan, kemana makanan-makanan sisa ini perginya setelah si pembeli tidak menghabiskannya? Saya rasa kita semua sudah pasti tahu jawabannya, pihak restoran pastilah akan membuangnya ke tempat sampah. Tentu, siapa yang mau makan makanan bekas orang lain yang tidak kita kenal, bukan?
Nah, tahukah Anda, makanan-makanan yang tidak habis termakan, tidak dimakan padahal masih layak konsumsi seperti sisa-sisa makanan pelanggan seperti pemuda dan pemudi itu disebut waste food atau bisa disebut sampah makanan dalam bahasa kita sehari-hari. Sebenarnya tidak hanya berlaku untuk makanan sisa restoran, tetapi ke seluruh makanan-makanan yang dibuang, padahal masih layak konsumsi sebelum dibuang.
Faktanya, menurut penelitian yang dilakukan oleh FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian di bawah WHO) dari total keseluruhan makanan-makanan yang ada di dunia ini, 30% diantaranya pasti menjadi waste food dan berakhir di tong sampah, meskipun makanan-makanan ini tadinya masih layak untuk dikonsumsi.
Sebuah fakta yang miris, di saat kita sedang 'memproduksi' waste food, di sisi lain masih ada 735 juta orang yang kelaparan. Bayangkan, 735 juta pada tahun 2022 saat data itu dirilis oleh FAO, itu sama dengan 9 persen dari total populasi dunia pada saat itu.
Maka, jika dilogikakan, sebenarnya dunia ini sedang surplus jumlah makanan layak. Hanya saja kelebihan ini tidak tersebar merata ke seluruh tempat di dunia.