Mohon tunggu...
Gitakara Ardhytama
Gitakara Ardhytama Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Sedikit bicara, banyak menulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Masihkah Ada Akhir Pekan bagi Pekerja Masa Kini?

4 November 2023   16:15 Diperbarui: 4 November 2023   17:46 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pola kerja gen Z di perusahaan(SHUTTERSTOCK/GROUND PICTURE)

Memang tidak semua perusahaan 'sejahat' ini pada karyawannya, masih ada banyak yang mempekerjakan karyawannya dengan jam kerja yang masih normal. 

Banyak pula yang mengakali 40 jam kerja seminggu ini dengan memperpendek jam kerja harian, tetapi menambah hari kerja menjadi 6 hari. Banyak trik dan cara yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan masa kini untuk mengabaikan atau mengakali undang-undang tentang pembatasan jam kerja ini.

Kita pasti sering melihat orang-orang di sekitar kita yang bekerja lebih dari 10 jam dalam sehari dan 6 hari full dalam seminggu. Atau coba Anda hitung, seberapa sering Anda melihat teman atau keluarga Anda tetap bekerja di hari sabtu atau bahkan minggu? Nah, mereka-mereka yang tetap bekerja di akhir pekan inilah yang saya sedang berikan perhatian.

Ada yang bilang, bahwa mereka dibayar dengan pantas untuk tetap masuk kerja di hari sabtu dan minggu. Ada pula yang bilang jika mereka sudah terbiasa dengan jam kerja panjang semacam itu. Tak jarang juga ada yang bilang ke saya, kalau tidak dilakukan ya mereka takut akan konsekuensi terburuknya, kehilangan pekerjaan.

Lalu, jika memang ada yang bilang pantas dilakukan karena mendapat kompensasi bayaran yang tinggi, kenapa masih banyak orang yang merasa keberatan dengan kebijakan-kebijakan semacam ini? Kenapa malah semakin banyak yang mengalami burnout, stress dan sampai resign beramai-ramai dari tempat kerjanya dengan keluhan yang serupa, padahal kita tahu mereka juga digaji cukup tinggi saat bekerja di sana?

Jawabannya ya karena selain masalah kelelahan fisik, kita butuh untuk menjaga kestabilan mental kita. Ada banyak pendapat dan penelitian dari para ahli, baik dokter-dokter psikologi maupun dokter-dokter kesehatan lainnya, yang menyebut bahwa kerja tanpa jeda adalah hal yang buruk bagi kesehatan fisik dan mental jika dikerjakan dalam jangka waktu yang panjang.

Masuk ke pertanyaan utama yang menjadi poin saya kali ini adalah, masihkah ada istilah 'akhir pekan' bagi mereka para pejuang cuan yang tetap bekerja di hari sabtu dan minggu?

Dengan padatnya kesibukan kerja Anda saat ini, kapan terakhir kali Anda dan keluarga berlibur bersama ke pantai atau taman-taman umum di dekat rumah Anda dalam sebulan? Lalu berapa kali Anda dalam satu bulan ini merasa stress dengan pekerjaan Anda dan rasanya ingin pergi saja dari kantor Anda saat ini bekerja? Berapa kali Anda telah mengajukan ijin karena sakit dalam beberapa bulan terakhir Anda bekerja?

Anda patut bersyukur jika Anda adalah orang yang dianugerahi fisik yang kuat, tidak mudah sakit atau minimal merasakan pegal-pegal yang cukup akut di sekujur tubuh. Setiap hari Anda harus berangkat kerja dari subuh, demi mengejar kereta komuter. Duduk berjam-jam di kendaraan. Kemudian ketika masih di jalan menuju pulang, otak Anda yang kelelahan hanya memikirkan tentang makan dan kemudian tidur. Keluarga Anda tidak lagi menjadi prioritas utama Anda, bahkan saat weekend.

Selain yang sudah berkeluarga, bagi para pekerja yang masih single adalah sebuah hal yang penting untuk memperluas pergaulan, mengasah skill komunikasi interpersonal, dan mencari teman-teman baru di luar circle pekerjaan mereka saat ini.

Ada banyak kafe-kafe baru menjamur di sekitar kita yang menargetkan anak muda sebagai pelanggannya. Nah, jika kamu sebagai anak mudanya malah terlalu sibuk bekerja hingga meninggalkan pergaulan, maka bisa dikatakan kamu sedang rugi besar karena kamu melewatkan 'saat-saat keemasanmu.'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun