Mohon tunggu...
Gitakara Ardhytama
Gitakara Ardhytama Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Sedikit bicara, banyak menulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Normalisasi Jam Kerja Berlebihan Harus Dihentikan

31 Oktober 2023   12:12 Diperbarui: 31 Oktober 2023   16:30 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Andrea Piacquadio | www.pexels.com

Memang benar, ada beberapa orang yang senang jika selalu pulang terlambat, karena oleh perusahaan dianggap karyawan ini lembur dan harus dibayar sesuai undang-undang ketenagakerjaan. Tetapi bukankah seharusnya ada pemeriksaan absen di sana, dan tidakkah pihak manajemen curiga kenapa satu kayawannya selalu pulang telat dan lembur?

Bagi saya, tidak sehat juga jika kita terus menerus ada di lingkungan pekerjaan seharian. Tidak sehat bagi kesehatan fisik dan juga mental. 

Secara fisik, tidak baik bekerja hingga kelelahan terus neberus, bisa memicu penyakit-penyakit kronis seperti serangan jantung, penyakit liver, gangguan pencernaan, dan penyakit lainnya. 

Secara mental, bekerja dalam waktu yang lama secara terus menerus tanpa refreshing bisa memicu depresi, semangat hidup menurun dan kecemasan yang berlebihan.

Saya memiliki teman satu tempat kerja yang dulunya ia sering sekali mengambil lemburan, hampir setiap hari. Dia sudah memiliki istri dan satu anak umur sekitar 10 tahun. Kemudian di satu waktu ketika saya liburan ke Malang saya bertemu dia dan keluarganya. Dari jauh saya lihat istri dan anaknya bermain di kolam renang dengan senangnya, tetapi teman saya ini hanya duduk memandangi anak istrinya tapi dengan tatapan penuh beban.

Belakangan saya baru tahu kalau dia tidak merasa bahagia jalan-jalan dengan anak istrinya. Ia merasa tidak bersemangat, dingin dan nggak tahu harus apa ke anak istrinya ketika sedang di tempat liburan seperti itu. Bahkan kabar terakhir yang saya tahu sekarang ia sudah berpisah dengan istrinya itu.

Lalu bagaimana sebenarnya etika pulang kerja yang baik dan sebaiknya dilakukan?

Ketika kita sudah menyelesaikan semua pekerjaan kita pada hari itu, dan kita ingin mengakhiri pekerjaan sesuai dengan jam kerja, menurut saya itu sah-sah saja. Selama kita tidak melanggar peraturan dan sudah menjalankan dengan baik semua job desk kita hari itu, ya tinggal berpamitan saja dengan teman-teman yang lain, atau dengan atasan juga boleh jika memang diperlukan. Agar beliau juga tahu jika jam kerjamu telah selesai dan jika beliau membutuhkanmu, dia cukup meninggalkan pesan untukmu untuk dikerjakan besok, atau meninggalkan caatatan di meja kerjamu.

Pada titik ini, tidak hanya etika karyawan yang dituntut untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan pulang dengan baik-baik. Tetapi ada kewajiban, norma etik yang juga mengikat pada atasan untuk sebaiknya tidak mengganggu waktu karyawan di luar jam kerja, setelah ia berpamitan pulang.

Kenapa? Karena menurut subjektivitas saya, saat di tempat kerja waktu karyawan memang milik seorang atasan. Atasan harus memanfaatkannya dengan baik selama jam kerja, dan karyawan wajib memfokuskan jam-jam kerjanya untuk membantu kemajuan perusahaan tempatnya dipekerjakan dan digaji. 

Ada hukum kewajiban dan hak yang mutlak dan mengikat di sana namun terbatas dalam prakteknya, yaitu hanya saat jam kerja masih berlangsung. Saat jam kerja berakhir, maka kewajiban dan hak itu hilang sementara, sampai besok hari kerja dimulai lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun