Mohon tunggu...
Gitakara Ardhytama
Gitakara Ardhytama Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Sedikit bicara, banyak menulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Seimbangkan Pekerjaan dan Kehidupan

9 Oktober 2023   13:42 Diperbarui: 21 Oktober 2023   14:09 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto oleh Andrea Piacquadio @pexels.com

Ada berita-berita tentang pekerja-pekerja di Korea Selatan yang mogok karena merasa jam kerja dan gaji mereka yang tidak sesuai, ada pula fenomena anak-anak muda di China yang sudah mulai malas bekerja karena merasa apa yang mereka hasilkan setelah bekerja keras nyatanya tak akan pernah bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan keinginan mereka.

Banyak juga kasus-kasus di Jepang yang pekerjanya sampai harus tidur di kereta-kereta dan stasiun-stasiun karena terlalu lelah bekerja dan bahkan ada yang bunuh diri karena terlalu stres dengan tekanan pekerjaan mereka. 

Bagi orang-orang yang bekerja melebihi batas waktu yang sewajarnya ini, akhirnya rumah hanyalah menjadi ‘tempat singgah’ untuk mereka hanya sekedar tidur. Tidak ada lagi interaksi antar anggota keluarga, minim empati dengan tetangga dan sekitar, hingga yang paling ekstrim kadang bisa memunculkan perasaan malas untuk memiliki keluarga karena merasa tuntutan pekerjaan yang berat akan lebih terasa berat lagi jika harus memiliki keluarga. Hal-hal itu setidaknya saat ini sudah mulai tertanam di beberapa anak-anak milenial di negara manapun saat ini.

Lantas mengapa worklife balance itu penting? Karena pada kodratnya, kita manusia adalah makhluk sosial. Kita butuh interaksi dengan orang lain untuk mengisi kehidupan kita. 

Dalam beberapa studi manusia perlu membentuk suatu kelompok sosial sebagai upaya untuk mempertahankan hidup dan mengembangkan kehidupan. 

Saya setuju dengan kata bijak yang bilang bahwa hidup ini adalah sebuah perjuangan, kita harus berlari terus ke depan untuk meraih apapun yang kita inginkan. Ya, saya setuju. 

Tetapi menurut saya, bukankah sebenarnya kita boleh memelankan sejenak langkah kita? Berjalan sesekali, tak harus terus berlari. Kita manusia, punya batasan dalam segala hal. Berhenti sejenak pun bukan sebuah masalah, asalkan kita tahu caranya untuk kembali bangkit dan lanjut berlari. 

Menjaga keseimbangan kerja juga penting untuk kesehatan mental dan fisik. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa tubuh dan pikiran yang terlalu lelah dapat mendatangkan banyak penyakit fisik dan mental, tak jarang juga berakhir dengan kematian.

Mulai saat ini, ayo ubah pola pikir kita akan sebuah pekerjaan. Pekerja yang baik adalah pekerja yang mampu mengerjakan apapun yang diberikan kepadanya sesuai dengan tanggung jawab dan kapasitasnya. 

Pekerja yang baik, tidak pernah mencampur adukkan urusan pekerjaan ke dalam kehidupan sosialnya. Pekerja yang baik tahu waktu, mengerti apapun pekerjaan yang diberikan padanya harus segera diselesaikan dan tepat waktu. 

Pun setali tiga uang dengan para atasan, pekerjakan bawahanmu sebagaimana mestinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun