Mohon tunggu...
Gita Indah Anggraeni
Gita Indah Anggraeni Mohon Tunggu... Guru - Universitas Sebelas Maret

Suka nulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Bersyukur dengan Jalan pilihanmu

24 Juli 2023   21:55 Diperbarui: 24 Juli 2023   22:33 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Tahun 2020 adalah salah satu tahun perjuangan dalam hidupku. Tahun ini mengajarkanku untuk menjadi pribadi yang sabar, tenang, dan tidak egois. Berawal ketika aku kelas 12, aku diterima SNMPTN di SMA 1 Pejagoan. Hal tersebut sangat membuatku bahagia. Aku mencari tau beberapa universitas dan program studi sesuai keinginanku. 

Awal SNMPTN aku sangat menginginkan masuk program studi farmasi. Sebenarnya hal tersebut terinspirasi dari bu Lik ku yang berkerja di sebuah Apotek tepatnya di Krakal. Aku sering sekali bermain dan membantu Bu Lik untuk berjualan di apotek tersebut. Dari situlah timbul rasa ingin tahu mengenai obat-obatan.

Keinginan masuk farmasi sangat menjadi-jadi, tetapi bagiku masuk farmasi sangatlah sulit karena dalam beberapa artikel yang kutemui, farmasi menjadi salah satu program studi yang ketat di berbagai universitas. 

Dengan nilai yang terbilang pas-pasan aku hanya menginginkan yang terbaik untuk diriku. Oleh karena itu, aku memilih untuk  menutup keinginan masuk farmasi dan beralih pada program studi teknologi pangan dan agribisnis. 

Bukan berarti aku putus asa tidak mencoba farmasi, karena dari beberapa pemikiran dan pendapat dari orang tua, beliau menyarankan untuk memilih program studi teknologi pangan. Dari situlah aku mengikuti orang tuaku untuk mengambil prodi tersebut. Aku mengambil prodi teknologi pangan Unsoed dan prodi agribisnis Unsoed. 

Dalam menunggu hasil SNMPTN, aku bekerja di Apotek sehat Krakal. Aku sangat senang karena dengan begitu aku juga dapat belajar mengenai obat-obatan dari karyawan apotek, apoteker, maupun asisten apoteker. 

Dalam belajar di apotek, bagiku suatu yang sangat sulit karena harus faham mengenai kandungan obat-obatan, dosis obat, hafalan obat-obatan, dan bahkan harus mengetahui gejala-gejala penyakit untuk mengetahui obat yang cocok, karena tak jarang orang yang membeli obat-obatan hanya memberikan clue sakit yang dialaminya, jadi kita sebagai penjual juga harus mampu mengetahui obat yang cocok untuk pembeli. 

Tak hanya itu, kita juga harus melihat usia orang yang sakit untuk menyesuaikan dengan obat yang diberikan. Dibilang pusing ya pusing sih , tapi seneng banget bisa tau obat-obatan bahkan bisa buat salep racikan sendiri hehe.

Disamping kerja, aku juga mencari peluang lain seperti mendaftar di kedinasan yaitu STPN dan mendaftar di Poltekkes Yogyakarta mengambil prodi kesehatan lingkungan. Aku juga mengambil program studi keperawatan di Poltekkes Semarang, padahal aku salah satu orang yang fobia darah, tapi entah mengapa aku ingin sekali mengambil prodi tersebut. 

Hari demi hari berlalu, tibalah saatnya pengumuman SNMPTN. Pada saat pengumuman jujur saja aku tidak terlalu mengharapkan hasil, karena entah mengapa aku sudah nyaman di Apotek, pikirku jika tidak diterima pun tidak mengapa, aku akan tetap bersyukur. 

Setelah pulang kerja, aku membuka pengumuman, tanpa ada rasa dag dig dug serr, aku tenang dalam membukanya. Daaannnnnn ternyataaaa yaaa benar sekali, aku tidak diterima :'). Tapi rasaku tetap seperti biasa, karena aku tidak terlalu mengharapkan. Bagiku masih ada Poltekkes yang bisa ditunggu.

Pada pengumuman Poltekkes aku sangat ketar ketir wkwk, karena aku juga sangat ingin masuk prodi kesehatan lingkungan. Eemmmm tapiiii ternyata gagal yang kedua kalinya :'). Namun, gagal kedua kali tidak membuatku patah semangat. Aku terus mencoba dan mencoba. Aku tetap bersyukur dengan jalan yang diberikan Alloh. Karena aku yakin Alloh akan memberikan yang terbaik untukku.

Lanjut ke STPN, sebenernya aku pengen bgt tuh masuk STPN, aku juga udah ndaftar dengan uang hasil keringatku sendiri. Namun ada beberapa kendala dan halangan saat aku akan berangkat ke Jogja untuk melakukan tes. 

Halangan tersebut membuatku tidak datang tes dan memilih untuk melanjutkan kerja di apotek. Aku tetap tegar, aku juga berfikir untuk melanjutkan kuliah lewat jalur sbmptn.

Aku juga berjuang mendapatkan KIP kuliah, aku mendaftar sendiri dan mengumpulkan berkas perlengkapan yang amat sangat banyak untuk dikumpulkan. Hal tersebut aku lakukan sembari kerja di apotek. Kerja memang membuatku lalai untuk belajar. Aku jarang sekali belajar. Bisa dihitung paling cuma 2 kali belajarnya wkwk. 

Ada hal menarik dalam hidupku yang membuatku semangat berjuang sampai sekarang. Dalam pekerjaanku di apotek aku menemukan sosok gagah pemberani yang mengajarkanku tentang kesabaran, ketenangan, dan kehidupan. Dia adalah sosok lelaki yang sebelumnya sudah aku kenal di tahun 2016, tetapi kita belum mengenal jauh dan hanya berteman kontak di whatsApp. Dialah Kikit Man Afif Nastanginu dengan sapaan Afif.

Berawal di hari Selasa saat itu, Afif pergi untuk mencari obat gatal untuk ayahnya. Saat itu semua karyawan menjaga apotek karena semua mendapat shift pagi. Afif kaget bertemu denganku disitu, namun dia pikir aku hanya membantu Bu Lik di Apotek. Pelayan Afif adalah asisten apoteker. Saat hendak pulang asisten lupa menanyakan sesuatu pada Afif. Kemudian, aku diminta asisten untuk memberi tahu Afif. 

Dari situlah kita memulai pembicaraan, dia bertanya dan aku menjawab:v. Aku pun banyak bertanya kepada Afif. Dia banyak mengajarkanku tentang perjuangan hidup, kesabaran, dan ketabahan dalam menjalani hidup ini. Dia juga memberikan beberapa tips untuk menghadapi masalah hehe. Kita saling menyemangati satu sama lain. 

Hari berlalu, sampailah pada tgl 8 Juni 2020 yaitu hari dimana aku mengikuti tes sbmptn. Hari itu aku sangat tenang, aku didampingi oleh keluarga pergi ke jogja. Orang tuaku sangat sabar dan terus berdoa untukku. Aku sangat bersyukur dan berterima kasih pada Alloh yang telah memberikan aku keluarga yang selalu medukungku.

Tak hanya keluarga, aku juga bersama teman seperjuangan ku dalam mengikuti SBMPTN dia adalah Rus septiyana, afifatul hidayah, Savira ulfah kiki Widyasari, Dwi kamilatul khasanah, dan Ratih Mustikasari. Mereka menyemangati satu sama lain. Kita juga saking berdoa untuk kelancaran dan kemudahan tes sbmptn.

Disamping keluarga dan teman, aku juga disemangati oleh Afif yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi-motivasi yang berharga untukku. Hal tersebut membuatku tidak grogi dalam mengerjakan sbmptn. 

Setelah sbmptn selesai, tibalah waktu pengumuman. Aku berharap sekali mendapatkan yang terbaik untukku. Dan ternyata benar, aku diterima di uns dengan prodi pgsd cabang kebumen. Aku bersyukur sekali pada Alloh. Dengan diterimanya aku di pgsd, aku mendapatkan teman yang baik, teman yang selalu mensupport dan selalu ada untukku. Aku juga ditemukan oleh orang-orang baik didalamnya yang selalu mengajarkan pada kebaikan..

Dari kisahku ini, bukan untuk pamer atau menceritakan kelebihan apapun tapi dengan kisah yang aku ceritakan, aku berharap teman-teman yang membaca dapat selalu bersyukur atas apa yang Alloh berikan padamu, karena Alloh sangat mengerti kamu. Walaupun kamu gagal, teruslah berjuang dan berdoa karena Alloh suka dengan hal itu. Tetaplah bersyukur dengan takdir Alloh, Alloh telah memberikan keindahan dalam hidupmu. 

Jika kamu gagal di x maka jangan menyerah, karena bisa jadi x tersebut bisa membawamu kedalam keterpurukan tetapi kamu tidak tau, karena hanya Alloh yang tau, jadi Alloh menjauhkan darimu. Tetaplah memetik hikmah dibalik kegagalan. Kegagalan demi kegagalan akan mengantarkanmu pada kesuksesan. Teruslah berprasangka baik pada Alloh, Alloh tau segala yang baik untukmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun