Pada pengumuman Poltekkes aku sangat ketar ketir wkwk, karena aku juga sangat ingin masuk prodi kesehatan lingkungan. Eemmmm tapiiii ternyata gagal yang kedua kalinya :'). Namun, gagal kedua kali tidak membuatku patah semangat. Aku terus mencoba dan mencoba. Aku tetap bersyukur dengan jalan yang diberikan Alloh. Karena aku yakin Alloh akan memberikan yang terbaik untukku.
Lanjut ke STPN, sebenernya aku pengen bgt tuh masuk STPN, aku juga udah ndaftar dengan uang hasil keringatku sendiri. Namun ada beberapa kendala dan halangan saat aku akan berangkat ke Jogja untuk melakukan tes.Â
Halangan tersebut membuatku tidak datang tes dan memilih untuk melanjutkan kerja di apotek. Aku tetap tegar, aku juga berfikir untuk melanjutkan kuliah lewat jalur sbmptn.
Aku juga berjuang mendapatkan KIP kuliah, aku mendaftar sendiri dan mengumpulkan berkas perlengkapan yang amat sangat banyak untuk dikumpulkan. Hal tersebut aku lakukan sembari kerja di apotek. Kerja memang membuatku lalai untuk belajar. Aku jarang sekali belajar. Bisa dihitung paling cuma 2 kali belajarnya wkwk.Â
Ada hal menarik dalam hidupku yang membuatku semangat berjuang sampai sekarang. Dalam pekerjaanku di apotek aku menemukan sosok gagah pemberani yang mengajarkanku tentang kesabaran, ketenangan, dan kehidupan. Dia adalah sosok lelaki yang sebelumnya sudah aku kenal di tahun 2016, tetapi kita belum mengenal jauh dan hanya berteman kontak di whatsApp. Dialah Kikit Man Afif Nastanginu dengan sapaan Afif.
Berawal di hari Selasa saat itu, Afif pergi untuk mencari obat gatal untuk ayahnya. Saat itu semua karyawan menjaga apotek karena semua mendapat shift pagi. Afif kaget bertemu denganku disitu, namun dia pikir aku hanya membantu Bu Lik di Apotek. Pelayan Afif adalah asisten apoteker. Saat hendak pulang asisten lupa menanyakan sesuatu pada Afif. Kemudian, aku diminta asisten untuk memberi tahu Afif.Â
Dari situlah kita memulai pembicaraan, dia bertanya dan aku menjawab:v. Aku pun banyak bertanya kepada Afif. Dia banyak mengajarkanku tentang perjuangan hidup, kesabaran, dan ketabahan dalam menjalani hidup ini. Dia juga memberikan beberapa tips untuk menghadapi masalah hehe. Kita saling menyemangati satu sama lain.Â
Hari berlalu, sampailah pada tgl 8 Juni 2020 yaitu hari dimana aku mengikuti tes sbmptn. Hari itu aku sangat tenang, aku didampingi oleh keluarga pergi ke jogja. Orang tuaku sangat sabar dan terus berdoa untukku. Aku sangat bersyukur dan berterima kasih pada Alloh yang telah memberikan aku keluarga yang selalu medukungku.
Tak hanya keluarga, aku juga bersama teman seperjuangan ku dalam mengikuti SBMPTN dia adalah Rus septiyana, afifatul hidayah, Savira ulfah kiki Widyasari, Dwi kamilatul khasanah, dan Ratih Mustikasari. Mereka menyemangati satu sama lain. Kita juga saking berdoa untuk kelancaran dan kemudahan tes sbmptn.
Disamping keluarga dan teman, aku juga disemangati oleh Afif yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi-motivasi yang berharga untukku. Hal tersebut membuatku tidak grogi dalam mengerjakan sbmptn.Â
Setelah sbmptn selesai, tibalah waktu pengumuman. Aku berharap sekali mendapatkan yang terbaik untukku. Dan ternyata benar, aku diterima di uns dengan prodi pgsd cabang kebumen. Aku bersyukur sekali pada Alloh. Dengan diterimanya aku di pgsd, aku mendapatkan teman yang baik, teman yang selalu mensupport dan selalu ada untukku. Aku juga ditemukan oleh orang-orang baik didalamnya yang selalu mengajarkan pada kebaikan..