Siapa sih yang tidak kenal virus Corona ? Mulai dari balita hingga lansia pasti tau virus tersebut, tanpa harus jadi pasien positif Corona. Virus Corona menjadi perbincangan terhits di awal tahun 2020. Virus Corona atau disebut Covid 19 adalah virus yang menyerang sistem pernapasan.Â
Seramnya, virus ini dapat menyerang dan menular disemua kalangan usia, bahkan beresiko kematian. Virus yang ditemukan di Wuhan, Cina cepat menyebar ke beberapa negara, termasuk Indonesia.
Di Indonesia, jumlah pasien positif Corona per Jumat (20/3) bertambah menjadi 360 orang. Sebanyak 32 orang dinyatakan meninggal dunia dan 17 orang dinyatakan sembuh. Hal ini membuat warga gempar dan panik. Masker dan Hand Sanitizer merajalela hingga harganya melonjak drastis.
Selain itu, demi mencegah penularan virus Corona di Indonesia, Presiden Jokowi Dodo memutuskan kebijakan social distancing / jaga jarak "Belajar di rumah, bekerja di rumah, beribadah di rumah." Hal ini memberikan respon positif dan negatif bagi warga +62.
"Belajar di rumah". Seluruh sekolah di lokasi berpotensi positif Corona diputuskan untuk diliburkan sementara selama 14 hari. Tak bisa dipungkiri, ada rasa bahagia tersendiri dalam hati anak-anak sekolah atas keputusan belajar di rumah walapun diberikan tugas online dari guru.
Di antaranya karena lebih banyaknya waktu bermain di rumah. Begitupun bagi Ayah/Bunda, kini memiliki quality time lebih bersama sang buah hati. Walau memang ada tantangan tersediri bagi orangtua berprofesi sebagai guru pengganti sementara.Â
Respon Positif, seperti Arkan dengan gembira membuat kreasi balon udara hasil kerjasama dengan Ayah/Bunda. Juga Darrel, semenjak belajar di rumah, jadi lebih suka makan sayur dan buah. Raysa pagi-pagi dengan semangat melatih motorik kasar dengan melompat jongkok
 Semua mereka lakukan dengan suka cita. Tapi... Apa semua murid merasakan hal yang sama seperti murid TKIT At-Taqwa ? Justru Mahasiswi STIDDI Al-Hikmah merasakan sebaliknya.
Dengan adanya belajar online mengharuskan mereka punya banyak kuota untuk mengakses intenet, upload dan download dokumen, foto dan rekaman bahkan ada mata kuliah menggunakan aplikasi zoom video yang kata Hana "Nguras kuota parah".
Ditambah lagi tugas yang semakin banyak dengan deadline yang terlalu singkat. Muncullah komenan di grup WA dengan berbagai curahan hati, seperti Gita "Kok belajar online lebih susah daripada belajar offline ya?", Syifa "Coolyeah online itu gumush" dan fathia "Kalau kata meme twitter, kini mahasiswa tidak tumbang karena Corona, tapi tumbang karena tugas wkwk".
"Bekerja di Rumah". Bagi karyawan swasta yang diliburkan tentu merasakan efek positif. Selain mengirit ongkos dan tenaga, mereka juga mendapatkan kesempatan bersantai-santai di rumah. Seperti halnya Devira seorang karyawan XL Axiata yang masuk kerja hanya sekali dalam seminggu, ia mencurahkan kegembiraannya melalui status WA. "Akhirnya gue baru bener-bener merasakan libur".
Tapi tidak bagi Erna, seorang janda yang hidup dari penghasilan harian menjual pakaian anak di pasar Jembatan Merah, tidak menghiraukan kebijakan dari presiden. "Tetap daganglah, emang kalau libur, presiden mau kasih uang?".
Begitupun Arnus, seorang bapak yang berprofesi ojol harus tetap menarik orderan demi mencukupi kebutuhan anak isteri. "Orderan juga makin parah, makin sepi semenjak virus Corona." Ucap Arnus kecewa. Lalu bagaimana dengan pengangguran?
Reza contohnya, ia merasa kasus Corona membuatnya lebih lama menggagur di rumah. Bagaimana tidak ? yang karyawan saja disuruh bekerja di rumah, nah gimana yang ngaggur? "Mungkin HRD juga pada takut ngerekrut karyawan baru karena takut ketularan virus kali." kiranya.
Jumat, 20 Maret 2020, sesuai instruksi "Beribadah di rumah", beberapa masjid ditiadakan shalat Jum'at berjamaah termasuk masjid besar Istiqlal. Hal ini mendapat respon pro dan kontra. Nurdiana, salah satu warga Solo, lebih mendukung ditiadakannya sholat Jum'at berjamaah karena adanya udzur syar'i yaitu menghindari bahaya penularan virus Corona.
Menurutnya, ummat islam sebaiknya jaga jarak dari keramaian mengingat banyaknya orang yang terlihat sehat tanpa gejala, namun ternyata justru mengidap virus Corona dan berpotensi menularkan. Â Menurut Erna, sang kakak, "Ini tandanya dunia sudah mau kiamat, kiamat sudah dekat." yakinnya ketika berbincang melalui telepon.
Lalu bagaimana menurut anda ?? lebih banyak dampak positif atau negatifnya ? atau anda sepemikiran dengan Erna ? "Kiamat sudah dekat" ?. Intinya sih jangan panik, namun tetap waspada!!
Ingat semua sudah ada yang mengatur. Perbanyak doa, perbanyak amal. "1 % kemungkinan anda mati karena virus Corona, namun 100 % kemungkinan anda mati kapan saja." nasihat Ustadz Achmad Yaman. Oleh karena itu, persiapkanlah bekal yang cukup. InsyaAllah, ada hikmah dibalik semua ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H