Mohon tunggu...
Gita Akuan
Gita Akuan Mohon Tunggu... Lainnya - abdi negara yang doyan nyatet

F.B. Gita Akuan

Selanjutnya

Tutup

Money

Kemitraan Interdependensi Bukan Eksploitasi, Sarjono: Pagar Mangkok Lebih Kuat dari Pagar Tembok

18 Agustus 2020   15:59 Diperbarui: 18 Agustus 2020   16:19 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ungkapan itu disampaikan Sarjono, Ketua Kelompok Peternak Limosin Kampung Astomulyo, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah, menggambarkan kuatnya kemitraan yang dijalin dengan PT Great Giant Livestock (GGL). Bukan sekedar eksploitasi. Sehingga peternak di desanya terlindungi dan bertahan di masa pandemi.

“Bermitra dengan GGL bukan hanya sekedar bagi-bagi duit. Tapi ikatan emosionalnya membuat petani berdaya.  GGL memberi fasilitas kepada petani dan sekaligus juga permodalan. Itulah sebabnya saya katakan “pagar mangkok lebih kuat dari pagar tembok,” ungkap Sarjono pada webinar dengan Tema “GGF Membangun Sosial Ekonomi Masyarakat melalui Program Kemitraan Perusahaan”, pertengahan Agustus 2020. Kegiatan ini rangkaian kompetisi menulis bagi para jurnalis dan bloger yang dilaksanakan Great Giant Food (GGF).

Dijelaskannya, hasil kemitraan melalui Created Sharing Value (CSV) yaitu terciptanya simbiosis mutualisme dan sinergi yang harmonis. “Karena modal bukan masalah krusial. Untuk itu GGF melatih Petani memberi pakan dengan konsentrasi yang tepat termasuk mengatur finansial. Sehingga beternak sapi tidak sekedar menjadi usaha sampingan,” papar Sarjono.

Dilansir dari agrina-online.com Kelompok peternak sapi tersebut dibentuk pada 1991 sebagai mitra perusahaan penggemukan sapi PT Great Giant Livestock (GGL) yang berlokasi di dekat desanya. Selanjutnya pada tahun 2009 Sarjono mendirikan Kelompok Peternak Limousin. Kelompok ini mendapat pembiayaan Kredit Usaha Rakyat dari BNI dengan difasilitasi GGL.

Ada tiga model usaha yang dijalankan anggota kelompok, breeding (pengembangbiakan), growing (pembesaran), dan finishing  (penggemukan). Hanya 10% anggota yang menjalankan breeding, sisanya growing dan finishing.

Umumnya anggota yang memilih breeding adalah mereka yang kandangnya terbatas. Sementara yang menjalankan growing adalah anggota yang memiliki kandang luas, tapi modal kurang dan menjalankan usaha peternakan bermitra dengan GGL.

Saat ini Kelompok Peternak Limosin beranggotakan 90 peternak dengan jumlah sapi yang diternakkan sekitar 1.140 ekor. Sapi tersebut terdiri dari program kemitraan dengan GGL sebanyak 500-an ekor, yang dibiayai kredit BNI sebanyak 400-an ekor dan mandiri 240-an ekor.

Berkat kemitraan yang dijalin sejak tahun 1991 ini lahirlah “manajer-manajer” muda dari Desa Astomulyo. “Sekarang ini beternak sapi bukan lagi usaha sampingan tapi diminati anak-anak muda.

Di desa kami sudah ada para manajer. Mas Ison sebagai  Manajer Pakan, Mas Tono jadi konsultan dan Mas  Eko Manajer Marketing,” ujar Sarjono sambil berguyon.

etalaseinfo.com
etalaseinfo.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun