Fiim "Budi Pekerti" bercerita tentang Bu Prani, seorang konselor bimbingan konseling, yang terlibat perselisihan dengan seorang pengunjung di pasar
Film ini diproduksi oleh Rekata Studio, Kaninga Pictures, Masih Belajar Project, KG Studio, dan Momo Film Co.
Berikut adalah beberapa poin penting tentang film ini:
Film ini telah dinominasikan untuk 17 dari 22 kategori di Festival Film Indonesia (FFI) pada tahun 2023, termasuk Sutradara Terbaik, Skenario Asli Terbaik, dan Film Panjang Terbaik
Sutradara Wregas Bhanuteja dikenal karena kemampuannya bercerita dan kemampuannya menciptakan rasa di suatu tempat. Dalam "Budi Pekerti," ia berfokus pada Yogyakarta, kampung halamannya, dan menggabungkan kenangan masa kecilnya dengan referensi kontemporer
Film ini telah menerima ulasan positif karena ceritanya yang menarik dan penggambaran karakter yang realistis. Penampilan para pemeran utama, termasuk Sha Ine Febriyanti, Angga Yunanda, Prilly Latuconsina, dan Dwi Sasono, juga telah dipuji
"Budi Pekerti" mengangkat isu budaya batal dan pentingnya menggunakan media sosial dengan bijak
Film ini telah diputar di Toronto International Film Festival dan telah memenangkan beberapa penghargaan.
Film "Budi Pekerti" mengangkat isu cyberbullying dan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan dampaknya terhadap individu dan masyarakat. Berikut ini adalah opini tentang film tersebut: Film "Budi Pekerti" adalah kontribusi yang tepat waktu dan penting untuk percakapan yang sedang berlangsung tentang cyberbullying. Film ini menyoroti berbagai bentuk cyberbullying dan dampak negatif yang dapat ditimbulkannya terhadap individu, terutama anak muda. Dengan menggambarkan pengalaman para korban dan keluarga mereka, film ini membantu memanusiakan masalah ini dan membuatnya lebih mudah dipahami oleh para penonton.
Cyberbullying adalah bentuk perundungan yang terjadi melalui platform digital, seperti media sosial, dan dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi para korban
Salah satu kekuatan dari film ini adalah fokusnya pada peran pendidikan dalam mencegah dan mengatasi cyberbullying. Film ini menyoroti pentingnya mengajarkan siswa tentang empati, rasa hormat, dan kewarganegaraan digital yang bertanggung jawab. Dengan memasukkan nilai-nilai ini ke dalam kurikulum, sekolah dapat membantu menciptakan lingkungan online yang lebih aman dan inklusif bagi siswa.
Aspek lain dari film ini yang patut dipuji adalah penekanannya pada peran orang tua dan keluarga dalam memerangi cyberbullying. Film ini menunjukkan bagaimana orang tua dapat mendukung anak-anak mereka yang menjadi korban cyberbullying dan bekerja sama dengan sekolah dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengatasi masalah ini. Film ini juga menyoroti perlunya orang tua mendidik diri mereka sendiri tentang berbagai bentuk cyberbullying dan langkah-langkah yang dapat mereka ambil untuk melindungi anak-anak mereka.
Secara keseluruhan, "Budi Pekerti" adalah film yang menggugah pikiran dan berdampak besar yang membahas isu penting di era digital saat ini. Film ini berfungsi sebagai pengingat akan perlunya individu, keluarga, sekolah, dan komunitas untuk bekerja sama dalam mencegah dan mengatasi cyberbullying. Dengan mempromosikan empati, rasa hormat, dan kewarganegaraan digital yang bertanggung jawab, kita dapat menciptakan lingkungan online yang lebih aman dan inklusif untuk semua orang.