Rentetan upaya sekularisasi oleh Barat di Kesultanan Utsmani dimulai sejak abad ke 18 dari masa Sultan Salim III, kemudian berlanjut dari generasi ke generasi. Upaya infiltrasi ini sempat mendapatkan perlawan yang kuat di masa Sultan Abdul Hamid II. Dari proses itu Mustafa Kemal hadir dalam plot akhir sebagai pameran utama untuk menyempurnakan proses ini.
Mustafa Kemal berambisi memodernisasi Turki sesuai pandangan kelompok mereka. Modernisasi dalam pandangan mereka adalah pem-Baratan secara total dengan memutuskan antara Turki dan agamanya. Adapun cara pertama yang dilakukan Mustafa Kemal adalah penghapusan Khalifah secara resmi. Pada tanggal 3 Maret 1924 Majelis Nasional Turki menyetujui tiga buah undang-undang yang telah dipersiapkan.
Pertama, menghapus Kekhalifahan, menurunkan Khalifah dan mengasingkannya beserta keluarga. Kedua, menghapus Kementrian Syariah dan Wakaf. Ketiga, menggabungkan sistem pendidikan di bawah Kementrian Pendidikan.
Bagi Mustafa Kemal dan kaum sekuler, agama dan ulama adalah penghalang kemajuan suatu negara. Sehingga Islam, simbol dan tokoh-tokohnya harus dipisahkan dari masalah-masalah politik, sosial dan kebudayaan.
Tak hanya itu Mustafa Kemal Pasha:
- berhasil mengkonsolidasikan kekuatan untuk memisahkan peran agama dalam pemerintahan dengan membangun identitas Turki baru yang sekuler.
- berhasil menuliskan namanya dalam lembaran sejarah Turki modern dan menasbihkan untuk dihormati sebagai bapak bangsa. Nama “Ataturk” secara harfiah berarti “bapak orang Turki”.
Kekuatan
Mustafa Kemal adalah individu yang mempunyai potensi sebagai pelaku sejarah. Posisi Mustafa Kemal pada saat itu memberi peluang yang sangat bagus dalam perjuangannya dalam memperbaiki keadaan Turki, dimana Turki sedang mengalami keterpurukan usai kalah dalam Perang Dunia I karena Turki sendiri ikut kelompok Jermanyang pada saat itu kalah dalam Perang Dunia I. Mustafa Kemal mencoba untuk merubah kembali tatanan sistem pemerintahan yang ada di negara Turki, guna menyelamatkan dari kehancuran dan menjadikan negara Turki modern. Dari perjuangan itulah ia diangkat menjadi presiden pertama Negara Turki pasca perubahan sistem pemerintahan itu sendiri. Kedudukan Mustafa Kemal sebagai Presiden atau penguasa Republik Turki selama 15 tahun lamanya, merupakan sebuah peluang baginya untuk melakukan dan memberikan kontribusi dalam mentransformasikan sejarah di Eropa khususnya di negara Turki sendiri.
Mustafa Kemal Atatürk merupakan perwira militer sekaligus presiden pertama Republik Turki yang memiliki jiwa pemberani dan pantang menyerah atas kegigihannya dalam upaya menyelamatkan budaya arab demi modernisasi. Modernisasi yang dilakukan oleh Mustafa Kemal Ataturk bukan bertujuan untuk menghilangkan agama atau menghapus agama Islam dari kehidupan rakyat Turki, melainkan untuk pemisahan yang jelas antara urusan agama dan urusan negara. Dengan demikian agama tidak akan dipolitisi atau politik diagamakan. Mustafa Kemal Ataturk mengganti semua unsur tradisional yang berlaku pada masa kekhalifahan Turki Utsmani dengan unsur modern. Modernisasi merupakan jalan satu-satunya bagi bangsa Turki untuk maju. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa modernisasi yang dilakukan Mustafa Kemal Ataturk disebabkan oleh kemunduran Dinasti Turki Utsmani. Modernisasi Mustafa Kemal Ataturk bertujuan untuk memajukan dan membangkitkan Turki dengan penghapusan sistem pemerintahan Islam dan unsur unsur yang berhubungan dengan Islam. Sistem pemerintahan khilafah diganti dengan sistem pemerintahan republik. Selain itu sistem pendidikan, sistem perekonomian dan sistem sosial dan budaya juga diganti dengan sistem modern. Semua perubahan itu menyebabkan runtuhnya sistem pemerintahan Islam dan Mustafa Kemal Ataturk dianggap telah mencabut akar-akar dogmatisme Islam.