Mohon tunggu...
Giselle Sulijanto 0905055
Giselle Sulijanto 0905055 Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Pelajar SMAK 5 PENABUR

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Keberhasilan Ekonomi Kerajaan Sriwijaya

6 Februari 2022   19:43 Diperbarui: 6 Februari 2022   20:06 4457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan nusantara terbesar yang menganut ajaran agama Buddha. Menurut Prasasti Kota Kapur, diketahui bahwa Kerajaan Sriwijaya lahir pada abad ke-7 Masehi dengan pendirinya yang bernama Dapuntahyang Sri Jayanasa. Kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan yang membawa pengaruh besar untuk agama Buddha.

Dalam bahasa Sansekerta, sri berarti bercahaya dan wijaya adalah kemenangan. Jadi, Sriwijaya berarti Kemenangan yang gilang-gemilang. Bukti mengenai kerajaan Sriwijaya didapatkan dari I Tsing, seorang pendeta yang berasal dari Tiongkok.

KEHIDUPAN EKONOMI

Sriwijaya adalah salah satu kerajaan besar yang berdiri di pulau Sumatera dan berpengaruh besar di nusantara. Pada masa awalnya, penduduk Kerajaan Sriwijaya bertumpu pada bidang pertanian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, hasilnya kemudian diperjualbelikan kepada para pedagang asing yang singgah. Hal ini didukung dengan letak yang sangat strategis sebagai jalur perdagangan Internasional yang membuat hasil bumi menjadi modal utama untuk memulai kegiatan perdagangan dan pelayaran. Sriwijaya menjadi pusat kegiatan perdagangan dan penghubung antara pendagang Cina dengan India atau Romawi.

Dalam kegiatan perdagangan, Sriwijaya mengekspor kulit, gading, dan beberapa jenis binatang liar, sedangkan di sisi lain Sriwijaya mengimpor beras, rempah-rempah, kayu manis, kemenyan, emas, gading, dan binatang

 Kerajaan Sriwijaya berkembang dengan pesat menjadi Kerajaan utama yang mengendalikan 2 jalur perdagangan utama antara India dan Cina, yaitu melalui Selat Sunda dari Palembang dan selat Malaka dari Kedah.

Kemudian, Kerajaan Sriwijaya menguasai jalur lalu lintas pelayaran dan perdagangan internasional karena setiap kapal yang berlayar dari Asia Barat ke Asia Timur harus melalui daerah kekuasaan Sriwijaya. Selain itu, Sriwijaya juga dapat menindas pembajak dan pesaingnya agar dapat memberikan pusat perdagangan internasional di pantai Sumatera Tenggara. Kekuasaan perdagangan yang dipegang oleh Sriwijaya ini akhirnya membawa Sriwijaya menuju masa kejayaan. Pemasukan kerajaan bukan hanya didapat dari perdagangan, namun juga dari pajak-pajak kapal laut yang berlabuh untuk berdagang di Pelabuhan milik Sriwijaya.

Faktor lain pendukung kegiatan ekonomi adalah berhasilnya Sriwijaya menguasai wilayah-wilayah strategis di sekitarnya seperti Selat Sunda, Selat Malaka, Laut Natuna dan Laut Jawa. Dikuasainya daerah-daerah tersebut tidak terlepas dari kekuatan armada laut Kerajaan Sriwijaya dengan kapalnya yang begitu banyak.

Dengan demikian, kehidupan ekonomi Kerajaan Sriwijaya pada awalnya bertumpu pada kegiatan pertanian dan berkembang seiring kemajuan Sriwijaya sebagai Kerajaan Maritim. Inti kekuasaan Sriwijaya bukan wilayah, tetapi pangkalan-pangkalan Angkatan Laut di sepanjang jalan laut. Pangkalan-pangkalan atau benteng itu adalah pusat kekuatan untuk menjaga dan menguasai laut. Angkatan laut Sriwijaya dipusatkan di pangkalan-pangkalan itu dengan tugas memaksa setiap kapal untuk berlabuh dan membayar bea. Selain itu, juga untuk memadamkan setiap usaha yang mengingkari hak penuhanan Sriwijaya.

 

FAKTOR PENDORONG PERKEMBANGAN SRIWIJAYA

1. Letak Geografis yang terletak di jalur perdagangan internasional

Letak kerajaan Sriwijaya yang strategis yang berada dalam jalur lalu lintas perdagangan internasional, mendorong Sriwijaya untuk mengandalkan sektor perdagangan dalam kehidupan ekonominya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun