Mohon tunggu...
Gisella Salsabila Tuni
Gisella Salsabila Tuni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang memiliki minat besar pada komunikasi pemasaran dan broadcasting. Dengan hobi menulis, membaca, dan mengeksplorasi tren digital, saya gemar membahas strategi pemasaran kreatif, perkembangan dunia media, serta pengaruh teknologi dalam komunikasi. Sebagai pribadi yang komunikatif dan penuh semangat, saya percaya bahwa berbagi ide dan wawasan adalah cara terbaik untuk terus belajar dan berkembang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Autofeeder Ikan Sebagai Teknologi Tepat Guna: Inovasi Pengabdian Masyarakat KKN R1 Di Desa Centong

19 Januari 2025   14:30 Diperbarui: 19 Januari 2025   19:33 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa KKN Kelompok R1 Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya melaksanakan program pengabdian masyarakat di Desa Centong, Mojokerto, pada Minggu (19/12/2025). Dalam kegiatan ini, mahasiswa KKN R1 Sub kelompok  TTG 3 memperkenalkan teknologi tepat guna berupa autofeeder ikan, sebuah alat otomatis yang mampu memberikan pakan secara terjadwal dan terukur. Inovasi ini bertujuan untuk membantu petani meningkatkan efisiensi budidaya ikan, khususnya lele, nila dan patin, yang menjadi salah satu komoditas utama masyarakat desa.


Pak Sukartono, seorang mitra desa sekaligus petani ikan lokal, turut mendukung dan terlibat dalam kegiatan ini. Pak Sukartono mengungkapkan bahwa sebelum ada teknologi ini, masyarakat desa masih mengandalkan cara manual untuk memberi pakan.

“Biasanya masyarakat di sini pakai manual, gak pakai alat,” ungkap Pak Sukartono (19/1)

Kegiatan dimulai dengan memberikan penjelasan teori mengenai cara kerja autofeeder, manfaatnya, dan bagaimana alat ini dapat mengatasi sejumlah masalah yang sering dihadapi petani ikan. Dalam demonstrasi yang dilakukan di tambak nila dan patin, mahasiswa menunjukkan bagaimana alat ini dapat diprogram untuk memberikan pakan sesuai kebutuhan ikan, baik dari segi waktu maupun takaran.

Pak Sukartono menambahkan, ikan nila sebenarnya cukup mudah untuk dibudidayakan, hampir sama seperti ikan lele.

“Sebenarnya ikan nila mudah untuk dibudidaya, hampir sama seperti lele, gak pilih-pilih air,” jelas Pak Sukartono.

Namun, tidak dapat dipungkiri, pemberian pakan yang tidak teratur tetap menjadi kendala utama dalam budidaya ikan nila maupun patin. Dengan adanya autofeeder, kendala ini diharapkan dapat teratasi.

Selain memberikan kemudahan dalam pemberian pakan, autofeeder juga membantu petani menghemat waktu dan tenaga. Petani dapat fokus pada kegiatan produktif lainnya, seperti perawatan tambak dan pengelolaan hasil panen. Mahasiswa KKN berharap teknologi ini dapat diterapkan lebih luas di Desa Centong dan menjadi solusi jangka panjang bagi para petani.

Wahyu Dharma, Ketua Sub kelompok TTG 3, menyampaikan keyakinannya terhadap keberhasilan program kerja kelompoknya.

“Kami optimis teknologi ini dapat memberikan dampak yang besar. Dengan adanya alat ini, hasil panen bisa lebih maksimal dan lebih terprediksi. Selain itu, biaya operasional juga dapat ditekan karena pemberian pakan menjadi lebih terukur,” jelasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun