Mahasiswa KKN Kelompok R1 Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya melaksanakan program pengabdian masyarakat di Desa Centong, Mojokerto, pada Minggu (19/12/2025). Dalam kegiatan ini, mahasiswa KKN R1 Sub kelompok TTG 3 memperkenalkan teknologi tepat guna berupa autofeeder ikan, sebuah alat otomatis yang mampu memberikan pakan secara terjadwal dan terukur. Inovasi ini bertujuan untuk membantu petani meningkatkan efisiensi budidaya ikan, khususnya lele, nila dan patin, yang menjadi salah satu komoditas utama masyarakat desa.
Pak Sukartono, seorang mitra desa sekaligus petani ikan lokal, turut mendukung dan terlibat dalam kegiatan ini. Pak Sukartono mengungkapkan bahwa sebelum ada teknologi ini, masyarakat desa masih mengandalkan cara manual untuk memberi pakan.
“Biasanya masyarakat di sini pakai manual, gak pakai alat,” ungkap Pak Sukartono (19/1)
Kegiatan dimulai dengan memberikan penjelasan teori mengenai cara kerja autofeeder, manfaatnya, dan bagaimana alat ini dapat mengatasi sejumlah masalah yang sering dihadapi petani ikan. Dalam demonstrasi yang dilakukan di tambak nila dan patin, mahasiswa menunjukkan bagaimana alat ini dapat diprogram untuk memberikan pakan sesuai kebutuhan ikan, baik dari segi waktu maupun takaran.
Pak Sukartono menambahkan, ikan nila sebenarnya cukup mudah untuk dibudidayakan, hampir sama seperti ikan lele.
“Sebenarnya ikan nila mudah untuk dibudidaya, hampir sama seperti lele, gak pilih-pilih air,” jelas Pak Sukartono.
Namun, tidak dapat dipungkiri, pemberian pakan yang tidak teratur tetap menjadi kendala utama dalam budidaya ikan nila maupun patin. Dengan adanya autofeeder, kendala ini diharapkan dapat teratasi.
Selain memberikan kemudahan dalam pemberian pakan, autofeeder juga membantu petani menghemat waktu dan tenaga. Petani dapat fokus pada kegiatan produktif lainnya, seperti perawatan tambak dan pengelolaan hasil panen. Mahasiswa KKN berharap teknologi ini dapat diterapkan lebih luas di Desa Centong dan menjadi solusi jangka panjang bagi para petani.
Wahyu Dharma, Ketua Sub kelompok TTG 3, menyampaikan keyakinannya terhadap keberhasilan program kerja kelompoknya.
“Kami optimis teknologi ini dapat memberikan dampak yang besar. Dengan adanya alat ini, hasil panen bisa lebih maksimal dan lebih terprediksi. Selain itu, biaya operasional juga dapat ditekan karena pemberian pakan menjadi lebih terukur,” jelasnya.
Program pengabdian masyarakat ini tidak hanya memperkenalkan teknologi inovatif, tetapi juga mempererat hubungan antara perguruan tinggi dan masyarakat desa. Mahasiswa UNTAG Surabaya berupaya memberikan solusi nyata dan memberdayakan masyarakat agar lebih percaya diri dalam mengadopsi teknologi modern.
Dengan hasil yang positif, Desa Centong diharapkan menjadi contoh sukses penerapan teknologi tepat guna di sektor perikanan. Inovasi autofeeder ikan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, sekaligus mendukung kesejahteraan masyarakat petani ikan di Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI