Mohon tunggu...
Giri Muhammad
Giri Muhammad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Collage student majoring in International Relations

Here will discuss articles relating to social, history, politics, technology, economics, financial, and topics that are developing

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Optimalkan Pembelajaran dengan Kurikulum Merdeka: Peran Penting Dukungan Manajemen Sekolah dan Dinas Pendidikan

9 Maret 2023   20:20 Diperbarui: 9 Maret 2023   20:30 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan adalah fondasi yang penting bagi kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, seluruh stakeholder harus bekerja sama untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya yang sedang dijalankan adalah penerapan Kurikulum Merdeka, sebuah inisiatif yang menempatkan siswa sebagai subjek aktif dalam proses pembelajaran. Konsep Merdeka Belajar dan Kurikulum Merdeka ini telah diperkenalkan sejak tahun 2019 dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Namun, untuk mencapai tujuan ini, dukungan manajemen sekolah dan dinas pendidikan sangat penting.

Konsep Merdeka Belajar yang menjadi landasan Kurikulum Merdeka adalah konsep pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek aktif dalam proses pembelajaran. Dalam konsep ini, siswa memiliki kendali penuh atas proses pembelajaran mereka, termasuk dalam menentukan tujuan belajar, metode pembelajaran, dan penilaian hasil belajar. Konsep ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan potensi mereka secara penuh dan mempersiapkan mereka untuk menjadi pemimpin dan inovator di masa depan.

Kurikulum Merdeka sendiri merupakan implementasi dari konsep Merdeka Belajar dalam bentuk kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi siswa. Kurikulum Merdeka menawarkan kurikulum yang lebih fleksibel dan terbuka, dengan memungkinkan siswa untuk memilih mata pelajaran dan program yang sesuai dengan minat dan bakat mereka. Selain itu, Kurikulum Merdeka juga menawarkan pendekatan pembelajaran yang lebih kreatif dan interaktif, dengan memanfaatkan teknologi dan metode pembelajaran yang inovatif.

Namun, untuk mencapai tujuan Kurikulum Merdeka, dukungan manajemen sekolah dan dinas pendidikan sangat penting. Manajemen sekolah harus memastikan bahwa sumber daya dan fasilitas pendidikan yang memadai tersedia untuk siswa. Selain itu, manajemen sekolah juga harus memastikan bahwa guru memiliki pelatihan dan pengembangan yang diperlukan untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dengan efektif.

Di sisi lain, dinas pendidikan juga harus memberikan dukungan yang konsisten dan memastikan bahwa Kurikulum Merdeka diimplementasikan secara konsisten di seluruh wilayah. Dinas pendidikan juga harus memberikan pengawasan dan pengawalan yang ketat untuk memastikan bahwa Kurikulum Merdeka diimplementasikan dengan efektif dan memberikan hasil yang diharapkan.

Beberapa sumber ilmiah menunjukkan bahwa dukungan manajemen sekolah dan dinas pendidikan memang sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sebuah studi yang dilakukan oleh Prasetyawan dan Widodo (2020) menunjukkan bahwa dukungan manajemen sekolah dan dinas pendidikan sangat penting dalam meningkatkan kinerja guru dan kualitas pembelajaran. Studi 

lain yang dilakukan oleh Wahyudi et al. (2021) juga menemukan bahwa dukungan manajemen sekolah dan dinas pendidikan sangat penting dalam meningkatkan efektivitas program kurikulum.

Selain itu, implementasi Kurikulum Merdeka juga membutuhkan kolaborasi yang erat antara guru, siswa, dan orang tua. Kolaborasi ini akan memungkinkan pengembangan program pembelajaran yang lebih terintegrasi dan terpadu. Selain itu, kolaborasi juga dapat memperkuat keterlibatan siswa dan orang tua dalam proses pembelajaran, sehingga meningkatkan motivasi siswa dan hasil belajar yang lebih baik.

Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, peran orang tua juga sangat penting. Orang tua harus terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran anak mereka, termasuk dalam memilih program pembelajaran dan mendukung anak mereka dalam mengembangkan minat dan bakat mereka. Dalam hal ini, dukungan dari manajemen sekolah dan dinas pendidikan juga dapat membantu memfasilitasi kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa implementasi Kurikulum Merdeka juga memiliki tantangan yang perlu diatasi. Beberapa tantangan yang dihadapi termasuk ketersediaan sumber daya pendidikan yang memadai, kesiapan guru dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, dan pengawasan yang ketat untuk memastikan konsistensi implementasi di seluruh wilayah.

Dalam mengatasi tantangan ini, dukungan dari manajemen sekolah dan dinas pendidikan menjadi sangat penting. Manajemen sekolah dan dinas pendidikan harus memastikan bahwa sumber daya dan fasilitas pendidikan yang memadai tersedia untuk siswa, serta memberikan pelatihan dan pengembangan yang diperlukan bagi guru untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara efektif.

Dalam kesimpulannya, Kurikulum Merdeka merupakan inisiatif yang penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, dengan menempatkan siswa sebagai subjek aktif dalam proses pembelajaran. Namun, untuk mencapai tujuan ini, dukungan manajemen sekolah dan dinas pendidikan sangat penting. Kolaborasi yang erat antara guru, siswa, dan orang tua juga dapat memperkuat implementasi Kurikulum Merdeka. Oleh karena itu, pemerintah, manajemen sekolah, dan dinas pendidikan harus bekerja sama untuk memastikan implementasi Kurikulum Merdeka yang efektif dan memberikan hasil yang diharapkan.

Referensi:

Prasetyawan, Y. T., & Widodo, A. (2020). The influence of school management and education office support on teacher performance and quality of learning. Journal of Educational Sciences, 4(1), 15-23.

Wahyudi, A., Indriani, L., & Setiawati, R. (2021). The effectiveness of the implementation of curriculum 2013 in Indonesia: The role of school management and education office support. Journal of Educational Policy and Entrepreneurial Research, 8(1), 35-44.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun