Peserta pemilu sebaiknya harus mengedepankan visi, misi, dan program yang konkret dan realistis. Publik pun jangan dijanjikan hal-hal yang tidak mungkin dilakukan. Parpol pun sebaiknya bagian dari pengecek fakta itu sendiri. Mereka bisa saling bekerja sama untuk mengklarifikasi jika ada hoaks yang menimpa salah satu parpol.
Ketiga, media massa dan platform media sosial.Â
Kedua pihak ini berperan penting dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. Media massa, cetak dan digital, harus menjunjung tinggi kode etik jurnalistik dan prinsip-prinsip cek fakta. Platform medsos bisa lebih tegas dan mengurangi bentuk propaganda pendukung konten hoaks.
Baik media massa dan medsos juga harus memberikan ruang yang seimbang dan proporsional kepada semua peserta pemilu. Mereka harus netral dan menjaga integritas. Platform medsos pun harus membuat filter ketat atas penyebar informasi pemilu, misalnya menggunakan AI atau berkolaborasi dengan organisasi lain.
Keempat, masyarakat sebagai pemilih.Â
Masyarakat sebagai pemilih harus melek digital, cerdas dan kritis menerima informasi pemilu di medsos. Melakukan verifikasi dan validasi terhadap informasi yang diterima menjadi bagian cek fakta. Memahami tools atau perangkat cek fakta juga bisa membantu mengurangi penyebaran hoaks.
Karena hoaks-hoaks sangat provokatif, argumentasi berdasar data dan fakta harus dipegang. Hargai pilihan orang lain yang berbeda, tanpa perlu menyulut konflik. Sehingga terjaga demokrasi dan persatuan bangsa dalam perbedaan. Sehingga saat menggunakan hak pilihnya, mereka sudah yakin memilih.
Memerangi hoaks di masa Pemilu Presiden tahun 2024 nanti menjadi tugas bersama. Hoaks telah terbukti mengancam dan mrusak stabilitas politik, keamanan nasional, dan demokrasi. Oleh karena itu, semua pihak bersama-sama melawan hoaks dengan cara-cara yang konstruktif dan demokratis.
Salam,
Tangerang, 07 Mei 2023
04:22 pm