Beberapa users menggunakan medsos untuk flexing. Flexing jelas menunjukkan aspek superior. Users macam ini sering pamer harta, posisi, atau prestasi. Walau tersirat, bagi beberapa users tercipta perasaan tidak nyaman atau minder.
Keempat, medsos menimbulkan kecanduan. FOMO atau Fear of Missing Out sering menghinggap.
Sehingga pikiran dan pekerjaan mudah terdistraksi. Hal ini bisa menghalangi users menikmati kehidupan sosial dunia nyata. Seseorang yang meluangkan waktu berlebihan di medsos kadang lupa kehidupan dunia nyata.
Indikasi kecanduan mungkin beragam sesuai tingkatan. Namun gangguan kecil seperti distraksi fokus saat bekerja atau belajar. Tidak bisa lepas dari smartphone, dari bangun tidur sampai tidur kembali. Bisa menjadi indikasi sebaiknya seseorang bisa kembali ke dunia nyata, tidak cuma medsos.
Sejak dikembangkan di tahun 90-an, jejaring sosial atau medsos menjelma menjadi kebutuhan. Hampir semua informasi dan tragedi bisa didapat di medsos. Dalam jangkauan tangan, medsos memberikan users dunia. Hambatan jarak, waktu, dan bahasa diterobos cukup dengan satu klik.
Medsos pun mengalami evolusi. Medsos kini telah menjadi platform distribusi konten semata. Entah itu hiburan, politik, drama, sampai tragedi personal disajikan di medsos. Dan semua dipersonalisasi oleh algoritma. Sebuah sistem yang terus menyuapi ego pribadi seiring menciptakan echo chamber.
Salam,
Wonogiri, 15 Maret 2023
11:54 pm
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H