Lapisan 2: Korporasi
Pada lapisan kedua, users tidak terlalu mengalami dampak langsung penggunaan data pribadinya. Lapisan ini lebih berfokus untuk melacak perilaku, minat atau informasi terkait users. Hasil dari pelacakan dan pengolahan data pribadi yang diijinkan users akan dikomodifikasi untuk iklan dan penghasilan platform.
Maka jelas dalam lapisan ini, pihak non-teknologi banyak terlibat. Pihak dalam lapisan ini menggunakan praktek seperti online marketing, pelacakan users, dan pelacakan lokasi. Perusahaan seperti pengiklan, penjual produk dan penawaran jasa menggunakan praktek dari korporasi teknologi.
Lapisan 3: Pemerintah
Lapisan ini diatur oleh Pemerintah yang menyimpan data warga negara. Data ini bisa meliputi NIK, nomor KK, sensus, BPJS, dsb. Meskipun data ini disimpan dengan aman dan jauh dari peretasan. Data ini juga dapat dibocorkan orang dalam atau gerakan politik kepentingan. Dampaknya banyak orang kehilangan privasi tanpa menyadarinya.
Sebagai pihak tunggal pada lapisan ini, ada beberapa praktek privasi yang digunakan. Bentuk paling umum adalah surveilans dimana pengawasan pada resiko dan ancaman negara. Dari pengawasan ini juga dilakukan pengumpulan (record) data. Bentuk lain terkait privasi adalah snooping atau mengintip email, situs, bahkan sampai chat.Â
Lapisan 4: Rawan Peretasan
Ketidak pedulian dan kelalaian pada 3 lapisan privasi di atas, lapisan 4 memanfaatkannya. Lapisan ini menjadi medium yang penuh dengan beragam aksi peretasan. Praktek peretasan data pribadi dan privasi bisa dalam bentuk DDOS, SQL injections, cross site scripting, dsb.
Dampak pada users dari lapisan ke 4 bermacam-macam. Pertama adalah penipuan digital yang mencuri dan memalsukan data pribadi via email scam, phishing, malware, dsb. Penipuan dengan tautan yang memancing users untuk memasukkan data pribadi ke situs berbahaya. Dan ada juga peretasan via hotspot atau WiFi yang menjebol data pribadi di perangkat digital.
Konsep privasi begitu dipedulikan jika ada kasus merugikan. Namun secara praktek sehari-hari, users banyak yang lebih memilih over-sharing. Beberapa orang bahkan sengaja begitu mudah berbagi pernak-pernik kehidupan pribadinya. Walau sebaiknya menjadi bijak dan tangguh melindungi privasi bisa jadi pilihan.
Salam,