Media sosial memang tidak pernah sepi dari drama dan tragedi. Kasus viral anak pejabat DJP Kemenkeu ini menjadi contoh budaya partisipatif medsos. Terlepas kolaborasi ini untuk menuntut keadilan atau pun sekadar menuduh membabi buta karena informasi palsu. Aspek negatif budaya partisipatif macam bisa dibaca lebih lanjut disini.
Publik pun kini menyadari satu adagium baru. Selain sebisanya hidup menjauh dari urusan hukum dan polisi. Hidup pun sebaiknya jauh dari menjadi viral di medsos. Ada ketakutan sendiri dari efek wildfire karena isu terkait diri sendiri viral. Netizen jelas tidak bisa dicegah untuk 'menyelam' mencari jejak digital negatif seseorang yang viral.
Bagi sebuah instansi, seperti asal ayah pelaku di atas, juga ketar-ketir berhadapan kasus viral. Komunikasi publik sebuah organisasi menghadapi kasus yang sifat real-time dan harus segera dimitigas. Bisa jadi satu jam dari sekarang, ada pejabat dan/atau keluarganya viral kasusnya. Siap-siap tempatnya bekerja menjadi target netizen tanpa ampun.
Seperti api yang membakar apa yang dilintasinya, begitupun kasus viral. Pihak yang terlibat dalam kasus tidak pernah tahu rembetan api ini akan membakar apa saja.
Salam
Wonogiri, 22 Februari 2023
10:46 pm
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H