Dampaknya, kekhasan individu dikarenakan batas geografis, kelompok suku atau ras telah kabur. Populasi manusia yang hidup di dunia ini menjadi netizen saja.
Medsos jelas mendukung trend homogenisasi. Karakteristik open dari medsos memampukan setiap individu di mana saja untuk mempublikasikan dan menunjukkan apapun kepada publik.Â
Limpahan user generated content (UGC) yang luar biasa setiap hari menggerus fokus, durasi konsentrasi, bahkan empati. Istilahnya, yang penting posting, viral, lupakan.
Komunikasi massa memang sebaiknya memiliki "penjaga gerbang" yang menyaring pesan kepada publik. Penjaga gerbang pun kini kerepotan. Pada akhirnya mereka berpacu dengan trending demi klik dan berlangganan. Pengabaian proses evaluasi informasi yang akan dipublikasikan diacuhkan.Â
Di linimasa, limpahan informasi liar yang belum diverifikasi, dikonfirmasi, atau bohong malah di-relay para penjaga gerbang komunikasi massa. Disrupsi UGC membuktikan mudahnya campur tangan users ke dalam struktur kekuasaan. Di dunia digital, users jelas mempengaruhi dan membuat struktur baru, hanya dengan meniru dan memproduksi informasi yang sama.
Informasi yang berulang dibalut imaji cherry picking, jelas mampu mempengaruhi persepsi publik. Dominasi regulator pengawas informasi dengan perlawanan users terjadi dalam senyap di medsos. Keriuhan yang terjadi hanya menyoal kuantitas dan mobilisasi kerumunan. Menguasai trending atau FYP menjadi bentuk Firaun baru.
Salam,
Wonogiri, 22 Februari 2023
12:20 am
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI