Beberapa jenis pekerjaan akan sepenuhnya digantikan oleh robot. Artificial Intelligence (AI) akan diprediksi menjadi penerjemah di tahun 2024 atau pengemudi truk di tahun 2027.Â
Prediksi ini didasarkan pada survei Future of Humanity Institute oleh Oxford University tahun 2017.Â
Memang sudah terjadi pekerjaan yang digantikan robot. Amazon telah membuat robot Proteus untuk menggantikan sepenuhnya pekerjaan di gudang pengirim. Robo truckers atau supir truk berbasis otomasi tengah intens dibuat.Â
Supir truk 'robot' ini nantinya akan dapat bertahan lebih lama dan jauh dalam pekerjaan ekspedisi barang dan jasa.
Walau dari sisi infrastruktur Indonesia belumlah siap. Dari aspek SDM ahli pun belum sepenuhnya dapat dioptimalisasi membangun digital workforce.Â
Tapi dari sisi regulasi seperti Perppu Ciptaker, bisa menjadi indikasi bahwa masa depan pekerja akan diotomasi. Tetapi regulasi macam ini terkesan sangat tidak pas jika menengok kondisi ketenagakerjaan di Indonesia.
Walaupun cukup mengkhawatirkan, fenomena 'eliminasi' ini mungkin tidak sepenuhnya terjadi. Menurut riset Gartner tahun 2018, manusia dan AI dengan robotnya akan menjadi co-bot.Â
Seperti dalam industri retail, dimana customer experience dalam membeli tidak sepenuhnya bisa digantikan robot. Pembeli tentu ingin berbicara langsung dengan pendamping retail dari manusia. Â
Laporan dari World Economic Forum tahun 2020 memprediksi hal serupa. Diperkirakan akan ada 85 juta pekerjaan yang digantikan oleh robot.Â
Namun akan ada 97 pekerjaan baru yang muncul dari aplikasi AI di ranah tenaga kerja. Walaupun pekerjaan ini membutuhkan skill dan pendidikan khusus.
Nuansa Perppu Ciptaker yang menginginkan pekerja robot implisit terbaca. Alih-alih membuat pekerja menjadi 'robot' perlu muncul reorientasi perspektif.Â