Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Dalam Penelusuran Sehat, Terdapat Konten Bermanfaat

2 November 2019   11:26 Diperbarui: 2 November 2019   15:38 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu kesempatan istimewa bisa bertemu langsung dengan Danny Sullivan sebagai Public Liaison dari Google langsung. Danny bertanggung jawab dalam menjelaskan manfaat dan update terbaru mesin peramban Google. Ia pun mendengar dan memahami feedback publik tentang hasil pencarian.

Pada kesempatan yang difasilitasi Google Indonesia ini. Saya beserta rekan-rekan dari STA Australia Awards diundang untuk memahami dan berdiskusi lebih jauh tentang mesin dan hasil pencarian peramban Google. 

Danny Sullivan Memapatkan Mekanisma Mesin Peramban Google - Foto: Dokumentasi Pribadi
Danny Sullivan Memapatkan Mekanisma Mesin Peramban Google - Foto: Dokumentasi Pribadi
Kita banyak dipaparkan dan berdiskusi tentang peran Google dalam menampilkan hasil yang tidak bias. Bebas dari disinformasi atau hoaks. Dan tentunya bermanfaat. Dengan memahami cara kerja dan fitur Google, kita diharap mampu mendapat konten relevan dan bermanfaat.

Setiap detiknya, Google menerima 4.000 pencarian. Dengan sekitar 3,5 miliar pencarian per-hari. Dan jika ditotal rata-rata, ada 3,5 triliun pencarian per-tahun. Dan adalah peran algoritma Google untuk menampilkan hasil pencarian yang relevan, organik, dan dipercaya.

Kata yang kita ketik akan diprediksi makna dan maksudnya dengan algoritma. Google akan menyusun rangkaian kata sanding terkait dan relevan dari sebuah kata yang dimasukkan. Relevansi pencarian juga dikaitkan dengan kemanfaatan laman, dalamnya kepakaran, dan lokasi.

Fitur Unggulan Peramban Google - Foto: blog.google
Fitur Unggulan Peramban Google - Foto: blog.google
Guna memberikan kemudahan pencarian. Dengan tetap menjaga kredibilitas dan relevansi konten. Google menampilkan beberapa fitur berikut:

Fitur snippet. Snippet adalah cuplikan konten dari sebuah laman. Snippet ini ditampilkan di laman pertama hasil pencarian. Cuplikan ini juga berasal dari laman yang kredibel dan memiliki kepakaran. Contohnya, jika kita ingin mencari bau dan sensasi saat hujan turun (petrichor). Maka yang muncul di fitur snippet adalah sumber awal yang populer seperti Wikipedia.

Fitur knowledge graph. Fitur ini menampilkan nukilan hasil berdasar fakta dari individu, tempat dan, hal-hal lain di dunia. Fakta yang dikumpulkan dari sumber kompeten di internet. Jika hasil tidak relevan, users dapat mengklaim fakta atau memberi feedback di fitur Panel. Contohnya, saat mencari Sapardi Djoko Damono, di kanan layar (PC) atau atas (ponsel) akan muncul foto dan deskripsi singkat beliau.  

Fitur predictive typing. Atau yang juga lebih dikenal sebagai auto-complete. Fitur ini menampilkan sanding kata yang relevan dari pencarian kita. Walau kadang sanding kata atau frasa yang ditampilkan tidak relevan, berisi kekerasan, dan pelanggaran privasi. Users bisa melaporkan via kolom Report Prediction. Contohnya, saat kita memasukkan kata hujan . Maka akan muncul kata atau frasa seperti 'hari ini, asam, kemarin, dsb'.

Dokpri
Dokpri
Semua fitur di atas tak lain untuk menampilkan hasil pencarian yang relevan, organik dan dapat dipercaya. Semua tautan (link) yang ditampilkan laman pertama sudah melalui banyak tahap rekomendasi rater atau perangking. 

Ribuan perangking ini berasal dari beragam keahlian dan bahasa menilai laman dan konten berkualitas atau tidak. Dengan berpegang teguh pada konsep EAT atau Expertise, Authoritativeness dan Trustworthiness. Panduan lengkapnya bisa diunduh disini.

Sesi diskusi dengan Danny pun berlangsung cukup menarik. Karena beberapa kawan merupakan jurnalis. Maka peran hasil pencarian laman pertama Google sangat berarti menggiring opini. Dan salah satu contoh kekhawatiran tentang isu ini sempat saya tulis "Foto Jokowi dan Monyet Cukur". 

Rekan-rekan STA-AAS Berfoto Bersama di Kantor Google Indonesia - Foto: Dokumentasi Pribadi
Rekan-rekan STA-AAS Berfoto Bersama di Kantor Google Indonesia - Foto: Dokumentasi Pribadi
Rekan akademisi pun melihat konten yang tidak relevan bisa berdampak buruk pada pemahaman. Pentingnya literasi penelusuran Google bisa dimulai sejak anak bisa menggunakan ponsel. Namun, secara default Google memiliki fitur safe search.  

Google bukanlah dewa atau musuh bagi kita. Ia kadang menampilkan kesalahan seperti manusia. Tinggal kini bagaimana users atau kita lebih cerdas memahami teknik dan mengetahui hasil penelusuran yang baik. 

Salam,

Wonogiri,  02 November 2019
11:21 am

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun