Walau jumlah yang akan hadir bisa direkayasa. Setidaknya ada pembanding jumlah orang yang benar-benar hadir. Dengan menscan barcode misalnya, karena satu akun (aplikasi) untuk satu undangan. Dan sulit rasanya mengunduh lebih dari satu aplikasi serupa dalam satu smartphone.
Metode ketiga adalah gabungan metode pertama dan kedua. Tanda tangan pada daftar hadir bisa diedarkan sebelum massa masuk ke venue misalnya. Dengan ribuan atau jutaan orang, ada baiknya pintu masuk dengan among tamu yang juga harus banyak.
Maka akan terlihat data yang bisa divisualisasi dengan baik. Mereka yang hanya mendaftar, akan hadir, dan benar-benar datang bisa terlihat. Jika ada kritik atau kecurigaan jumlah massa yang hadir digelembungkan. Berikan saja visualisasi data orang dari kedua metode yang dirangkum.
Dari ketiga metode di atas, tidak ada yang mudah dilaksanakan. Apalagi saat mengorganisir dan menghadirkan ribuan atau jutaan orang. Dan itulah tugas penyelenggara atau panitia.
Walau mungkin ribet dan berbelit pada prosesnya. Setidaknya akan didapat referensi valid massa yang hadir. Dan yang terpenting, tidak asal klaim kalau yang hadir jutaan. Saat daya tampung populasi sebuah tempat tak kurang dari lima ratus ribu orang misalnya.Â
Karena memunculkan angka itu bagai menodongkan senjata. Semakin besar, semakin hebat senjata yang diacungkan. Walau kadang hanya senjata mainan.
Salam,
Solo, 09 April 2019 |Â 09:27 pm
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI