Kabarnya, beberapa aplikasi akan bisa dijalankan baik pada satu layar ataupun dua layar sekaligus. Sistem ini disebut Multi Display. Sedang OS bawaan dari pabrikan seperti OS Water dari Royole sudah disesuaikan dengan layar lipat.Â
Minus
Pertama, potensi harga ponsel lipat yang lebih tinggi. Di tahun 2017 sendiri ZTE Axon M sudah dibanderol dengan harga 10 juta Rupiah lebih. Berbeda tipis dengan harga iPhone XR, Google Pixel 3 dan Galaxy Note 9 pada waktu itu.
Untuk Huawei Mate X kabarnya akan dilepas ke pasar medio 2019 dengan harga hampir 37 juta Rupiah. Berbeda cukup signifikan dengan Galaxy Fold yang dijual dengan kisaran harga hampir 28 juta Rupiah. Sampai saat ini belum ada spek atau harga untuk ponsel lipat dari Xiaomi ataupun LG.
Kedua, perbedaan kebiasaan menggunakan smartphone. Yang akan terjadi adalah kebingungan antara kebiasaan menggunakan ponsel atau tablet. Ponsel layar lipat sejatinya adalah tablet yang bisa dilipat ke dalam (Galaxy Fold) atau ke luar (Mate X).
Bagi yang tidak terbiasa menggunakan tablet, tentu jarang membuka kedua layar. Namun bagi penikmat gim, video, atau aplikasi office work tentu layar lebih lebar akan memberi manfaat lebih.
Daya tahan baterai menjalan dua layar sekaligus tentu akan berkurang. Walau layar Galaxy Fold akan dilengkapi baterai masing-masing. Dampaknya adalah tebal layar yang membengkak.Â
Sedang Huawei Mate X dapat mengisi daya 85% dalam 30 menit saja. Tentu masih menjadi hambatan jika harus terus plug-in untuk daya baterai pada pemakaian intensif. Sedang pada ZTE Axon M, baterainya hanya berdaya 3,800 mAh.
Camera
Huawei Mate X sendiri akan dibekali 3 kamera. Sedang pada Galaxy Fold akan memiliki lebih banyak kamera yaitu 6 buah. Sayangnya, ZTE Axon M hanya dilengkapi satu kamera belakang 20 MP.