Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Xuexi Qiangguo dan "Digital Sovereignity" ala China

23 Februari 2019   13:48 Diperbarui: 23 Februari 2019   23:22 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di kota Suzhou, ditargetkan akan ada 300 incubator untuk 30.0o0 startup di tahun 2020.  Di Shenzen, pemerintah lokal memberikan subsidi 70% untuk sewa tempat untuk startup. Di Chengdu, sekitar 29 juta USD disiapkan untuk mendanai startup lokal. Dan di Hangzhou, pemerintahnya akan mensubsidi 100 juta USD untuk membiayai startup.

Dengan lebih dari 600 juta user internet aktif. Ditambah decacorn seperti Alibaba, Tencent, dan Didi Chuxing yang kini kian mengglobal model bisnisnya. Membuat China dengan negara perkembangan teknologi yang menyaingin US dalam segala hal.

Karena Google, Facebook atau Instagram diblokir di China sejak 2009. Untuk chat dan instant message penduduk China banyak menggunakan WeChat dari Tencent sejak 2011. Mereka juga menggunakan Alibaba untuk e-commerce. Didi Chuxing untuk ride sharing dan delivery. Dan beragam aplikasi fintech seperti Sesame Credit, JD Finance, Baidu Jinrong, dll untuk sistem transaksi sehari-hari.

Dari infrastuktur dan iklim digital ini,  tak heran China menjadi negara dengan digital sovereignty yang cukup baik. Tanpa perlu mengusik model bisnis seperti Facebook, Google, atau Apple. China mampu menjadi pesaing ekonomi digital menyaingi US dalam hal inovasi dan ekspansi.

Namun di satu sisi, kuasa splinternet ala China meluruhkan privacy dan kebebasan berkekspresi untuk rakyat China.

Gambaran Kamera Survellance di China - Screenshot: youtube.com
Gambaran Kamera Survellance di China - Screenshot: youtube.com
Digital Sovereignty atau Panopticism?

Xuexi Qiangguo kabarnya banyak ditolak pengguna di China sendiri. Selain menjadi aplikasi yang 'tidak begitu berfaedah'. Xuexi Qiangguo begitu nyata dalam hal propaganda dan menggiring opini publik secara umum. Pelanggaran privacy dan kebebasan berpendapat secara online pun terancam.

Sistem social credit di China sendiri sudah diterapkan pemerintah Partai Komunis sejak 2015. Sistem social credit akan merating penduduk berdasar merit point atau poin kebaikan. Sampai tahun 2020, semua penduduk di China ditargetkan menjalani sistem ini tanpa kecuali.

Data yang dihimpun banyak berasal dari bank sentral China, sekitar 320 juta. Sedang secara online, data fintech Sesame Credit milik Alibaba dan app pencari jodoh Baihe juga menjadi database sistem credit sosial ini. Sekitar 400 juta users dengan sukarela dipantau poinnya melalui transaksi online dan perilaku di aplikasi. 

Ambisi pemerintah atas sistem kredit sosial ini dianggap serius secara ideologis. Pemerintah sosialis China ingin menanamkan nilai-nilai sosialisme, patriotisme, dan penghormatan kepada orangtua. Kerjasama pemerintah China dengan perusahaan teknologi besar di China menjadikan sistem kredit ini semakin masif dan sporadis diterapkan.

Misalnya, jika seorang warga negara bermain gim terlalu lama. Maka ia akan berkurang poin atau kreditnya dalam sistem. Poin pun berkurang karena merokok di tempat umum, atau naik kereta tanpa tiket. Dari hukuman pencekalan pergi ke luar negri sampai penjara dapat menjadi sanksinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun