Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Swafoto Bencana, di Mana Etikanya?

27 Desember 2018   11:00 Diperbarui: 28 Desember 2018   11:56 958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selfie - Ilustrasi: sciencedaily.com/fotolia/andrey kiselev

Mencari pembenaran seperti agar kita bersykur, sebagai laporan pandangan mata, dll, dilakukan. Dan kadang berdebat dengan mereka akan sia-sia dan memakan waktu dan tenaga. Tak jarang demi mempertahankan argumen, menyeran individu bisa dilakukan.

Ada baiknya usah dan urung mengikuti selfie bencana untuk diri pribadi kita. Pengakuan sosial seperti ini malah akan membuat mereka semakin ekstrim bertindak via sosmed.

Cukup camkan dalam hati kita, 'Think in the shoes of someone'. Dengan kata lain, mencoba berfikir seperti para korban terdampak bencana. Bagaimana perasaan kita saat melihat orang lain riang ber-selfie di rumah kita yang hancur. 

Salam,

Solo, 27 Desember 2018

11:00 am

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun